Selasa, 19 Februari 2013

Pengusaha muslim pewaris Nabi (I)

Pengusaha muslim pewaris Nabi  

Indahnya jika menjadi seorang pengusaha yang berlandaskan Al Quran dan Hadist. Sang pengusaha ini mewajibkan seluruh karyawannya untuk sholat dhuha sebelum masuk kantor. DIa membangun masjid di kantornya. Sholat dhuha itu dijadikannya absensi masuk karyawan, yang belum melaksanakan sholat dhuha dianggap belum absen (kecuali karyawan wanita yang berhalangan dan karyawan non muslim). Istirahat kerja di mulai 30 menit sebelum sholat dhuhur dimulai. Sang pengusaha ini akan datang lebih dulu ke masjid di kantornya. Begitu waktu dhuhur sudah masuk, wakilnya si deputi CEO akan mengumandangkan adzan, seluruh karyawan yang muslim berbondong-bondong datang ke masjid, begitu tertib dan tidak ada satupun karyawan yang ketinggalan ataupun mangkir. Rupanya sang pengusaha ini mewajibkan seluruh karyawannya agar jangan sampai telat datang ke masjid. Dan subhanalloh….begitu adzan selesai dikumandangkan, seluruh karyawannya berdiri menunaikan sholat qobliyah dhuhur 4 rokaat. Tibalah si wakil CEO iqomat tanda sholat dhuhur akan dimulai, sang pengusaha maju ke depan bertindak sebagai imam sholat, dia memeriksa barisan sholat, salah seorang direksinya bertugas memeriksa barisan sholat para jamaah karyawannya. "Shaf sudah lurus pak" lapor direktur keuangannya. Kemudian sang pengusaha memulai sholat dhuhur berjamaah itu dengan takbir, "Allohu akbar". Selesai sholat, seluruh jamaah tidak ada yang langsung berdiri dan meninggalkan masjid menuju kantin, mereka masih berada di masjid untuk berdzikir dan berdoa dipimpin sang pengusaha, kemudian dilanjutkan sholat ba'diyah dhuhur 4 rokaat.

Setiap hari senin dan kamis, kantin tidak buka, rupanya seluruh karyawannya menjalankan puasa sunnah. Namun sang pengusaha ini menjalankan puasa sunnah daud. Jika hari jum'at, sang pengusaha ini juga bertindak sebagai khatib sholat jum'at, namun terkadang juga mengundang khatib ustadz dari luar agar ada penyegaran dan wawasan baru bagi karyawannya. Belakangan malah sang pengusaha ini mendorong untuk siapa saja dari karyawannya bertindak sebagai khatib sholat jum'at, sekaligus sebagai ajang latihan dasar kepemimpinan dan mengasah kemampuan public speaking seluruh karyawannya. Khusus hari jum'at ini jam istirahat agak panjang sampai menjelang sholat ashar, karena sang pengusaha ini mewajiban seluruh karyawannya yg muslim untuk mengaji Al Quran dan menghapalnya.

Jika sang pengusaha ini ada keperluan bisnis keluar kantor, dia akan menunjuk salah seorang dari jajaran direksinya untuk menjadi imam sholat di masjid kantornya. Ketika berada di luar kantor, yang dia cek ke perusahaannya via telpon adalah memastikan bahwa kegiatan sholat berjamaah di masjid harus tetap jalan meskipun dia tidak ada di sana.

Rapat-rapat perusahaan tidak pernah sampai meninggalkan waktu sholat. Rapat wajib dihentikan 30 menit sebelum masuk waktu sholat. Jika ada tamu yang datang bertepatan dengan waktu sholat, apabila muslim akan diajak untuk sholat berjamaah, jika bukan maka dengan sopan akan diminta untuk menunggu.

Suatu ketika, dikarenakan sesuatu yang diluar kuasa sang pengusaha ini, menyebabkan dia datang agak telat ke masjid. Sampai di masjid, seluruh karyawan sudah berada di dalamnya. Karena datangnya agak terlambat, maka sang pengusaha ini berada di shaf paling belakang. Salah seorang karyawan mempersilahkannya untuk maju mengisi shaf paling depan, namun dia menolaknya, "saya datang terlambat, sudah sepantasnya saya berada di shaf paling belakang. Yang datang pertamalah yang sepantasnya berada di shaf depan". Begitulah, yang bertindak sebagai imam sholat saat itu adalah kepala bagian dari salah satu divisi, kebetulan seluruh jajaran direksinya sedang ada tugas perusahaan ke luar negeri.

Dalam hal sedekah, sang pengusaha ini tidak mewajibkannya, tapi dia sangat menganjurkannya dan selalu menjadi contoh bagi seluruh karyawannya. Dia selalu menjadi pionir untuk aktivitas yang satu ini.

Ketika Alloh menguji perusahaannya dengan makin menurunnya omzet. Dia tidak menyalahkan para direksinya, ataupun para general managernya, dia tidak menyalahkan siapa-siapa. Yang dia lakukan adalah, dia mengajak seluruh karyawannya untuk melaksanakan sholat sunnah hajat mohon diberikan petunjuk kepada Alloh atas masalah yang dihadapi. Bahkan ada usulan dari seorang karyawannya dari bagian produksi yang bertugas sebagai operator mesin produksi, untuk mengadakan qiyamul lail (sholat tahajud) di masjid kantor. Dia tersenyum, untuk yang satu ini dia tidak mewajibkan kepada seluruh karyawannya, hanya yang bersedia secara sukarela saja. Diluar dugaan, hampir seluruh karyawannya mengikutinya, terharu dia mengucapkan banyak terima kasih di hadapan para karyawannya. Sholat tahajud pun dimulai dengan dia bertindak sebagai imam. Efeknya sungguh luar biasa, perlahan mulai ada titik terang, Alloh memberikan jalan keluarnya sebagaimana janjinya dalam surat At Thalaq: 2-3.

 to be continued…………….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar