Rabu, 20 Februari 2013

4 Golongan Lelaki Yang Akan Ditarik Wanita Ke Neraka

Assalamu'alaikum. Wr. Wb. Kaum muslimin yang di rahmati Allah Swt, di sini saya akan menulis sedikit tentang 4 golongan laki-laki yang akan di tarik wanita ke neraka.
Sebelum kalian beranjak pergi bacalah, mungkin ini bisa menjadi renungan bagi kaum laki-laki dalam mendidik seorang perempuan dalam rumah tangga. Diantara Orang yang akan ditarik wanita ke neraka adalah sebagai berikut:

1. Ayahnya Jika seorang lelaki yang telah menyandang gelar ayah namun ia tidak mempedulikan anak perempuannya. Tidak peduli dia sholat atau tidak! Tak peduli dia bisa ngaji atau tidak. Tidak peduli dia menutup aurat atau tidak. Tidak peduli mau belajar agama atau tidak. Namun, hanya mementingkan kepentingan dunia saja, tidak memikirkan masa depannya di akhirat. Ini tidak cukup, jika hanya mementingkan dunia saja. Maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya

2. Suaminya Apabila seorang suami tidak memikirkan tingkah laku seorang istrinya. Bergaul bebas. Berdandan kepada yang bukan mahramnya. Menyebar gosip dan fitnah. Jika suami mendiamkan hal seperti ini. Walaupun dia seorang yg alim. sholatnya aktif, puasanya jauh dari lalai. Zakat tak pernah bolong. Maka dia akan di tarik bersama istrinya ke dalam Neraka.

3. Saudara Lelakinya Apabila ayahnya sudah meninggal, maka tanggung jawab kehormatan dibebankan kepada saudara laki- lakinya (kakak, paman). Jika dia hanya mementingkan keluarganya saja, sedangkan adik atau keponakannya dibiarkan jauh dari ajaran Islam, Jauh dari Allah. Maka silahkan menunggu tarikan mereka kelak di akhirat.

4. Anak Lelakinya Apabila seorang anak lelaki membiarkan Ibunya melakukan kesalahan. Membiarkan ibunya melakukan perbuatan yang membuat murka Allah, membiarkan ibunya melakukan perbuatan yang tidak dibenarkan dalam Islam. Menyebar fitnah, menggunjing, mengumpat. Maka dia akan ditanyai dan di minta pertanggung jawabannya kelak di akhirat. Dan dia akan menemani ibunya di Neraka

Selasa, 19 Februari 2013

CEO merangkap MERBOT Mushola

Namanya Guntur. Karirnya cemerlang. Di usianya yang baru 30 tahun sudah dipercaya untuk menjabat sebagai CEO di sebuah perusahaan besar yang kelasnya sudah internasional. Tidak perlu diceritakan bagaimana kisah perjalanan karirnya ataupun tentang perusahaannya, itu tidak penting. Namun ada kisah menarik dari aktivitas yang dijalaninya sehari-hari yang penting untuk diceritakan disini, karena mungkin aktivitasnya ini akan dipandang aneh dan nyeleneh untuk ukuran jaman sekarang. Selain menjalankan tugasnya sebagai CEO di perusahaannya, dia juga menjalani profesi sebagai MERBOT (tukang bersih mushola). Hah….!!! gak salah dengar nih? merbot?? tukang pel lantai, kamar mandi, tempat wudhu, di mushola? iya…!! ciyuss..!!?? ciyusss…!!!! (kenapa jadi ngalay gini yah…hahahahah)….yuk kita ikuti kisahnya, walaupun kisah ini fiktif, tapi bisa dijadikan cerminan dan ibrah buat kita semua….bismillahirrohmanirrohim

Memang dari sejak masih SMA, si Guntur ini sudah rutin menjalankan amalan harian, diantaranya tahajud, dhuha, puasa daud, baca 4 surah (yasin, ar rohman, al waqiah, al mulk), tdk pernah ketinggalan jamaah di masjid. Inilah rupanya yang mengantarkan segala kemudahan dan kelancaran setiap ikhtiar yang dia lakukan. Ketika dewan komisaris perusahaan dan RUPS memutuskan memilihnya sebagai CEO baru menggantikan CEO lama yang dianggap gagal mendongkrak performa perusahaan, hal pertama yang dia lakukan adalah membongkar mushola perusahaan yang ada di basement dan membangunnya kembali di lokasi disamping gedung head office perusahaan, namun kali ini bukan mushola lagi yang dibangun, tapi masjid yang dibangun. Awalnya banyak pertanyaan dan kritik yang datang kepadanya, kenapa yang dilakukan pertama kali kok malah ngurusin mushola? apa hubungannya dengan kinerja perusahaan? apakah dengan membangun masjid akan memberikan kontribusi lebih kepada perusahaan? semua pertanyaan dan kritik dia terima dengan senyuman, dan semuanya dia jawab dengan satu kalimat yang singkat, padat, jelas, dan berlandaskan tauhid. Apa jawabnnya? "Untuk meningkatkan performa perusahaan ini, LIBATKAN ALLOH DI DALAMNYA". Dalam analisanya, sudah lama perusahaan ini tidak ada berkahnya sama sekali dari Alloh SWT. Tauhid menjadi barang yang asing. Alloh di nomor dua-kan dari setiap urusan. Bahkan istananya hanya dalam bentuk mushola yang diletakkan di lantai basement paling bawah dan lokasinya di pojok. Kondisi mushola jauh lebih memprihatinkan daripada toilet-toilet di gedung Head Office. Pantas saja kalau akhirnya ridho Alloh tidak pernah sampai disetiap ikhtiar yang dilakukan perusahaan ini.

Dengan berdirinya masjid di perusahaannya, perlahan-lahan jalan terang itu datang. Alloh selalu hadir dalam setiap ikhtiar dan urusan untuk memberikan ridho-Nya. Ada saja jalan yang diberikan oleh-Nya untuk memudahkan setiap urusan dan masalah yang dihadapi perusahaan yang dipimpin Guntur ini. Suasana kerja dan lingkungan kerja yang semakin nyaman menjadikan kinerja karyawan semakin meningkat. Ide-ide kreatif bermunculan dari mereka. Sholat berjamaah di masjid perusahaan sudah menjadi kebiasaan bagi seluruh karyawannya. Aktifitas pekerjaan otomatis langsung terhenti begitu terdengar adzan dari masjid. Kepercayaan karyawan terhadap pimpinan terbangun dengan sendirinya dengan seringnya si Guntur ini selalu menjadi imam sholat berjamaah. Memang janji Alloh tidak pernah meleset, siapa yang mengutamakan Alloh dari segala urusan, maka Alloh akan mempermudah segala urusannya.

Untuk mengurusi segala operasional masjid, dibentuklah pengurus masjid yang dibentuk dari karyawan perusahaan itu sendiri. Tapi khusus untuk masalah kebersihan, sudah menjadi tanggung jawab dari satu orang, Mang Asep, karyawan bagian umum. Mushola yang dulu pun dia yang mengurusi masalah kebersihannya. Mang Asep ini juga rada aneh dan nyeleneh, sebenarnya orangnya pintar dan cerdas, pendidikannya pun cukup tinggi, D3 Akuntansi. Entah bagaimana dulu ceritanya kok dia bisa menjadi karyawan di bagian umum. Beberapa kali ditawari promosi untuk menjadi staf dibagian keuangan namun dia menolaknya. Sampai akhirnya berita ini pun sampai ke telinga Guntur. Ketika melihat profil CV dan pendidikannya, menurutnya Mang Asep tidak cocok bekerja di bagian umum, teramat sayang dengan kemampuan dan pendidikannya di bidang akuntansi kalau sampai tidak diberdayakan di bagian keuangan, dan kebetulan juga memang ada posisi yang kosong di sana. Dan Guntur pun turun tangan dengan mendatangi Mang Asep di masjid. Seperti biasa ketika ditemui, si Mang Asep ini sedang menggosok lantai tempat wudhu. Begitu melihat Guntur datang, dia langsung berdiri.

A: "Mau sholat dhuha, Pak?"
G: "Alhamdulillah sudah Mang tadi pagi bersama-sama karyawan. Mang Asep masih sibuk yah?"
A: "Ah tidak kok Pak, hanya menggosok lantai ini saja, ini juga sudah mau selesai. Apa Bapak mau menyuruh saya?"
G: "Oh bukan Mang, saya cuman mau bicara sebentar sama Mang Asep"
A: "Ada apa ya Pak? saya salah apa Pak?"
G: "Tenang Mang Asep…tenang….hehehe…tidak ada yang salah dengan Mang Asep. Saya hanya ingin ngobrol-ngobrol saja kok, santai saja. Begini Mang Asep, Mang Asep ini lulusan D3 Akuntansi ya?"
A: "iya Pak"
G: "Kenapa bisa bekerja dibagian umum?"
A: "Dulunya memang saya sempat melamarnya untuk bagian keuangan, tapi waktu itu lowongan yang tersedia hanya di bagian umum saja. Karena saya memang butuh sekali pekerjaan, mau tidak mau ya saya terima. Eh…ternyata saya malah menikmati pekerjaan ini. Apalagi setelah saya diberi tanggung jawab mengurus kebersihan mushola dan sekarang malah mengurusi kebersihan masjid."
G: "Tapi kan gajinya kecil Mang? kalau Mang Asep kerja di bagian yang sesuai dengan jenjang pendidikan Mang Asep, kan gajinya lebih besar. Begini Mang Asep, saya mau Mang Asep menerima promosi jadi staf dibagian keuangan. Saya butuh tenaga Mang Asep disana"
A: "Aduh Pak, mohon maaf sekali Pak. Saya lebih baik disini saja. Kalau saya dipindah, siapa yang mengurus kebersihan masjid ini?"
G: "Kan bisa diganti dengan karyawan bagian umum yang lain"
A: "Jangan Pak, saya tidak mau kehormatan mengurus rumah Alloh ini jatuh ke tangan orang lain. Bagi saya ini adalah ladang amal buat saya dan keluarga saya Pak. Meskipun gaji saya kecil, tapi alhamdulillah Alloh selalu mencukupi kebutuhan saya dan keluarga saya. Tolong Pak, jangan pindah saya"
G: "Baiklah. Begini saja Mang Asep. Mang Asep tetap harus terima promosi menjadi staf di bagian keuangan sekaligus Mang Asep juga tetap mengurus kebersihan masjid ini. Apakah Mang Asep sanggup mengerjakan dua tugas sekaligus?"
A: "Alhamdulillah…terima kasih Pak. Insyaalloh saya sanggup mengerjakannya.."

Maka jadilah saat itu Mang Asep menjadi staf di bagian keuangan sekaligus tetap mengurusi kebersihan masjid. Dan memang benar, ternyata Mang Asep mampu membagi 2 tugas tersebut. Hanya untuk kali ini dia datangnya lebih pagi dan pulangnya lebih malam. Dan itu dia lakukan dengan senang hati dan tetap profesional. Masing-masing tugas mampu dikerjakannya dengan dengan hasil yang memuaskan. Namun suatu ketika, beban pekerjaan di bagian keuangan sedang tinggi-tingginya, jadinya urusan kebersihan di masjid menjadi agak terbengkalai. Suatu ketika, saat akan menjalankan sholat dhuha, Guntur menjumpai lantai masjid yang masih kotor dan ada bercak telapak kaki disana-sini. Sesaat dia berpikir, tumben masjid dalam keadaan kurang bersih, kemana gerangan Mang Asep. Namun dia langsung ingat bahwa di bagian keuangan sedang sibuk-sibuknya, beban pekerjaan sangat tinggi di minggu-minggu ini. Dia memaklumi jika Mang Asep agak terlambat mengurusi kebersihan masjid. Tanpa berpikir panjang, dia lipat lengan bajunya dan celananya, kemudian ambil sapu dan mulai menyapu. Dilanjutkan dengan mengepel lantainya. Kejadian ini dilihat oleh salah seorang security. Hari pun berlalu. Dan masa-masa beban pekerjaan yang tinggi di bagian keuangan telah berlalu. Situasi kembali normal. Dengan demikian Mang Asep dapat menjalankan kembali pekerjaannya membersihkan masjid dengan normal. Namun kali ini hampir pekerjaannya telah selesai. Lantai sudah bersih, kamar mandi sudah bersih, tempat wudhu sudah bersih. Dia mulai bertanya-tanya siapa yang membersihkannya? dan kapan dibersihkannya? dari security akhirnya dia tahu bahwa yang telah membantu pekerjaan dia di masjid adalah Guntur, atasannya sendiri, CEO di perusahaan tempat dia bekerja. Rupanya si Guntur ini datang lebih pagi dari biasanya, bahkan sebelum karyawan yang lain datang hanya untuk membersihkan masjid. Mang Asep menjadi sedih, dia merasa ladang amalnya "dirampas" oleh atasannya sendiri. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak mungkin dia langsung memprotes ke Guntur. Apa jabatannya sehingga berani memprotes CEO. Kegalauannya ini dia tumpahkan diatas sajadah ketika dia melakukan sholat sunnah di masjid. Waktu sudah malam dan seluruh karyawan yang lembur sudah pulang, hanya security yang bertugas jaga malam yang ada di pos dan sisanya patroli di sekitar gedung. Dengan khusu' Mang Asep ini bermunajat kepada Alloh, dia tumpahkan semua keluh kesahnya. Bagaimana dia menyesal hingga pernah lalai membersihkan rumah-Nya sehingga menurut Mang Asep ini, akhirnya Alloh mencabut amanah tersebut dan diberikan kepada atasannya sendiri. Dia memohon dengan sangat agar amanah itu dikembalikan lagi padanya, bahkan dia ikhlas jika harus melepas jabatan koordinator finance (rupanya karena prestasinya, karirnya cepat sekali menanjak) dan kembali ke bagian umum asalkan amanah kebersihan masjid itu dikembalikan lagi kepadanya. Baginya, apalah artinya jabatan tinggi, gaji tinggi, jika akhirnya harus kehilangan kehormatan mengurus kebersihan rumah Alloh. Tanpa dia sadari, munajatnya ini terdengar oleh orang yang selama ini dia anggap telah "merampas" ladang amalnya. Rupanya Guntur pun baru akan pulang, dan dia menyempatkan sholat sunnah witir dulu di masjid. Guntur tertegun dalam duduknya, dia terharu, dia mengerti sekarang kenapa sebelumnya Mang Asep selalu menolak dipromosikan. Dia sendiri merasakan sensasi perasaan yang berbeda ketika selama beberapa hari mengerjakan pekerjaan "sampingan" membersihkan masjid. Ada rasa adem, tenang, dan dia merasa segala urusan dan hajatnya menjadi lebih lancar dari biasanya. Dia juga merasakan Alloh senantiasa lebih sering melindunginya dari jebakan-jebakan kompetitor bisnisnya. Persaingan bisnis diluar sana memang kejam. Orang rela melakukan segala cara yang tidak baik demi menjadi pemenang.

Guntur pun beranjak dari masjid dengan perlahan-lahan agar jangan sampai Mang Asep tahu dia ada dibelakangnya. Besok pagi dia datang seperti biasa, tidak lagi datang lebih pagi. Ketika melewati masjid, dia melihat Mang Asep sudah kembali membersihkan masjid dengan semangat dan keceriaan yang lebih dari biasanya. Guntur tersenyum melihatnya. Tiba diruangan kantornya, dia berpikir bagaimana caranya supaya dia juga bisa mendapatkan kehormatan membersihkan rumah Alloh. Apakah dia harus membangun masjid baru lagi di lingkungan perusahaannya? ah ini konyol namanya, yang ada malah mubadzir, jamaah masjid akan terpecah. Dia berdo'a, memohon kepada Alloh agar diberikan kesempatan untuk membersihkan rumah-Nya yang lain. Dan rupanya tidak perlu menunggu lama buat si Guntur ini mendapatkan jawabannya. Tidak jauh dari perusahaannya, ada sebuah mushola kecil di pinggir jalan yang biasa disebut mushola transit, untuk orang-orang diperjalanan yang ingin menunaikan sholat ketika waktunya sudah masuk untuk sholat. Dia lihat mushola ini sepertinya tidak ada yang mengurus. Ketika meluangkan waktunya untuk mampir ke mushola ini, dia bertanya kepada tukang becak yang mangkal tidak jauh dari mushola ini. Ditanyakanlah siapa yang mengurus mushola ini. Matanya berbinar begitu tahu jika ternyata mushola ini sebenarnya tidak ada pengurusnya, yang membersihkan ya orang-orang yang menyempatkan sholat di mushola ini ketika sudah masuk waktu sholat. Maka jadilah hari itu dia yang menjadi pengurus mushola ini alias jadi MERBOT di mushola ini. Datang lebih pagi, dia turun di depan mushola ini, sementara sopirnya disuruh jalan lebih dulu ke kantornya. Dia ganti pakaiannya dengan pakaian biasa dan mulai aktifitasnya membersihkan mushola. Selesai membersihkan mushola, dia ganti bajunya lagi dengan baju kerjanya dan berangkat menuju kantornya dengan jalan kaki. Tidak jauh letak mushola ini dengan kantor perusahaannya. Pulang kantor pun masih dia sempatkan ke mushola ini untuk membersihkannya kembali. Aktifitas ini rutin dia lakukan. Hingga akhirnya berita tentang profesi "sampingan" si Guntur ini sampai juga ke telinga para relasi bisnisnya, sebagian kagum dengannya, tapi lebih banyak yang mencibir dan menganggap pekerjaan yang sia-sia dan tidak pantas dilakukan untuk seorang CEO sebuah perusahaan internasional. Tapi sungguh, sebenarnya nama Guntur ini harum dan sangat terkenal di penduduk langit. Semoga tetap istiqomah dan dijauhkan dari amalan riya' dan sum'ah.

Catatan blog
seri "PROFESI-PROFESI TAUHID" 
Cak Toro
Bekasi, 17 Januari 2013 

DOKTER TAUHID

Profesi dokter adalah profesi yang mulia. Dia banyak membantu orang. Banyak ladang amal disana. Akan tetapi jika tidak berhati-hati akan menjerumuskannya dalam dosa besar. Tidak hanya dirinya sendiri yang terjerumus, melainkan orang lain pun juga akan ikut terjerumus. Para pasiennya, keluarga pasien, teman pasien, orang-orang terdekat pasien, bahkan dalam lingkup yang lebih luas sekalipun: masyarakat sekitar rumah dokter dan pasien itu sendiri.

(O) Wah berat nih pembahasannya, ngelantur kemana-mana. Hati-hati kalau nulis, bisa dituntut para dokter karena dianggap mendiskreditkan profesi mereka.
(X) Bismillahirrohmanirohim….insyaalloh tidak. Justru ini akan menyelamatkan akidah semuanya.

Lalu bagaimana profesi dokter bisa menjerumuskan ke dalam dosa besar? Untuk memudahkan memahaminya, kita baca ilustrasi cerita dibawah ini.

"Sebut saja namanya dokter Tina. Dia dokter umum yang buka praktik dirumahnya. Setiap hari tempat praktiknya tidak pernah sepi dari pasien. Banyak dari pasien yang merasa cocok ditangani oleh dokter Tina. Para pasien yang sembuh dari sakitnya setelah ditangani oleh dokter Tina, secara sukarela menjadi iklan berjalan. Bercerita kepada keluarganya, teman-temannya, tetangganya, bahwa ada dokter hebat yang bisa menyembuhkan penyakit. Setiap ada yang sakit, selalu direkomendasikan untuk berobat ke tempat praktik dokter Tina. Karena semakin banyak pasien yang percaya berobat kepadanya, dokter Tina semakin percaya diri. Dia merasa bahwa keahlian diagnosa dan kemampuan memberikan obat / terapi yang tepat telah membantu banyak orang. Mulai timbul bangga akan kehebatan dirinya".

Sampai disini tidak ada yang salah dengan ilustrasi cerita diatas ya? semuanya tampak wajar saja. Dimana letak terjerumus ke dalam dosa besarnya? Justru banyak amal kebaikan disana. Walaupun tidak diceritakan apakah dokter Tina menerima pasien dari semua kalangan? (baik kaya atau miskin) Apakah untuk pasien yang miskin diberikan pengobatan cuma-cuma. Katakanlah iya, tetap saja masih ada dosa besarnya.

(O) Bingung nih jadinya
(X) hehehehe….bingung ya? pegangan aja biar tidak jatuh :D
(O) yeeee…….serius ini beneran bingung
(X) ok, dilanjut ntar ya, sudah mau adzan dzuhur nih, mau buruan ke masjid biar tidak ketinggalan sholat berjamaah. 
(O) ok….sippp!
.
.
.
.
(X) alhamdulillah…lanjuttt
(O) lama bener sih, kita-kita nungguin sampai jamuran nih
(X) iya maaf, tadi abis ba'diyah ngelanjutin dikit nyicil baca Qur'an, udah janji sama Alloh buat qatamin.
(O) ok deh….lanjutttt

Kenapa masih ada dosa besarnya? dan dosa besar yang mana? Syirik!
Lho, syirik itu kan menyembah selain Alloh? lalu dimana letak syiriknya di cerita dokter Tina tadi? Syirik itu ada dua macam, syirik yang terang-terangan contohnya menyembah berhala, menganggap diri sendiri Tuhan seperti firaun. Dan Syirik yang halus, yaitu menganggap suatu benda punya kekuatan, menganggap keberhasilan seseorang itu karena memakai baju ini, memakai cincin anu, dll.
Nah sekarang mari kita analisa di cerita dokter Tina tadi. Sesungguhnya siapa yang mendatangkan sakit? siapa pula yang mendatangkan kesembuhan? ini pertanyaan orang-orang beriman. Jawaban orang beriman tentulah Alloh Yang Maha Kuasa. Para pasien tadi menganggap bahwa yang menyembuhkan sakit mereka adalah karena berobat ke dokter Tina, karena obat yang diberikan oleh dokter Tina. Secara tidak sadar para pasien sudah menuhankan dokter Tina dan obatnya. Kemudian dokter Tina pun juga merasa bahwa keahlian dan terapinyalah sehingga penyakit pasiennya sembuh. Secara tidak sadar juga sudah menuhankan dirinya sendiri. Padahal sejatinya jika bukan karena kehendak Alloh, apakah bisa sembuh? jika bukan karena izin Alloh, apakah obat itu bisa menyembuhkan? Jadilah semuanya terjerumus ke dalam kemusyrikan. Dan dokter Tina yang menanggung dosa paling besar, karena dialah yang menjadi penyebabnya dan dia tidak mencegahnya, malahan dia akhirnya ikut terjerumus juga dengan menuhankan dirinya. Maka makin berlipat-lipatlah dosa besarnya.

(O) hmmm….tapi itulah yang umum terjadi sekarang ini
(X) ya memang….prihatin sekali. Mendekati akhir jaman, manusia makin tidak kenal siapa Tuhannya, kembali ke jaman jahiliyah.
(O) lalu seharusnya bagaimana dokter Tina bersikap agar tidak terjerumus ke dalam kemusyrikan?
(X) awali dengan doa, awali dengan basmalah

Supaya selamat dari terjerumus ke dalam kemusyrikan, seharusnya ketika pertama kali menerima pasien, sebelum memulai diagnosanya, dokter Tina menjelaskan bahwa sesungguhnya sakit itu datangnya dari Alloh dan obatnya (kesembuhannya) datangnya dari Alloh juga. Dirinya hanyalah sebagai perantara kesembuhan dari Alloh. Pasien itu datang kepadanya bukan mencari kesembuhan darinya. Kemudian agar ikhtiar si pasien mencari kesembuhan dan juga ikhtiar dokter Tina dalam membantu memberikan pengobatan diridhoi Alloh, berdua mereka awali dengan berdo'a. Termasuk keluarga, teman, kerabat si pasien yang ikut mengantar juga diajak berdo'a. Dengan diawali do'a, terhindarlah dari praktik kemusyrikan. Bahkan perjalanan ikhtiar tersebut menjadi ibadah diantara mereka. Terakhir ketika selesai proses pemeriksaan dan pengobatannya, bersama-sama mengucap syukur dan hamdalah, semoga Alloh berkenan dan ridho dengan ikhtiar yang baru saja dilakukan.

(O) cakep nih……:)


Catatan blog
seri "PROFESI-PROFESI TAUHID" 
Cak Toro
Bekasi, 16 Januari 2013

Lanjutan…(Hukum Pareto dalam Tauhid)

kemarin teorinya, sekarang gimana mempraktekannya? gampang bro, segampang beli tiwul…hehehehe :D. Supaya lebih enak dipahami, kita pakai contoh kasus saja.
Mas Sentot baru saja di PHK. Nyoba nyari kerja lagi kemana-mana gak dapat-dapat. Sudah hampir setahun (semenjak dari dia di PHK)  nih dia nganggur. Makin bingung bin stress karena ada anak dan istri yang harus dinafkahi. Selama ini nafkahnya dari tabungan dan uang pesangon yang didapat. Sekarang tabungan itu sudah menipis, hanya cukup utk 1 bulan kedepan saja. Mulai mikir dia, "apa ya yang belum saya lakukan, usaha cari kerja sudah pol-polan nih". Suatu ketika dlm khutbah jum'at di masjid kampungnya, khatib memberikan ceramah tentang pentingnya do'a disamping usaha. Dijelaskan juga bahwa sebelum memulai segala sesuatu, awali dengan do'a, supaya selain dimudahkan hajatnya, juga dalam perjalanan usaha tersebut bernilai ibadah. Dari ceramah tersebut, Mas Sentot mulai menyadari kekeliruannya selama ini. Selesai sholat jum'at, Mas Sentot tidak beranjak pulang, rupanya dia menunggu sang khatib jum'at tadi. Dia mau tanya lebih dalam lagi.
Hari berikutnya Mas Sentot memulai riyadohnya 7hari pertama sholat dhuha 8 rokaat dilanjut baca Ar rahman - Al Waqiah - Al Mulk - Yasin, 5 waktu berjamaah dimasjid, tdk pernah ketinggalan juga sunnah qobliyah badiyahnya juga, diantara waktu adzan dan iqomah tdk pernah lupa dia panjatkan do'a (waktu paling mustajab utk do'a), malam hari bangun jam 02:30-mandi & gosok gigi-kemudian sholat tahajud 8 rokaat + witir 3 rokaat, tak lupa panjatkan do'a dan ditutup dengan dzikir sholawat-tasbih-tahmid-takbir sampai masuk waktu subuh, pulang dari sholat subuh berjamaah di masjid masih dilanjutkan baca Al Qur'an 2 lembar (Mas Sentot berniat mengkhatamkan Al Qur'an). Setiap hari jum'at dia berikan sedekah terbaiknya dan datang ke Masjid lebih awal utk baca surat Al Kahfi sampai masuk waktu sholat. 7 hari pertama terlewati, 7 hari ke dua terlewati, hingga tidak terasa 100 hari sudah dia membiasakan amalan-amalan ibadah tersebut. Berubahkah nasibnya? belum!!! masih sama, nganggur. Biasanya dititik ini setan mulai menggoda, berusaha menggoyahkan iman kita…waspadalah…waspadalah….ciyus ini :)
Setan mulai berbisik di hati Mas Sentot, "hahahaha…kasian deh loe, diboongin ma tuh ustadz, mana janjinya yg katanya kalau udah melakukan semua amalan ibadah bisa merubah nasib. Yg loe dapat cuman capek doang kan? ini sudah 100 hari bos, sudah lebih dari yang dijanjikan oleh tuh ustadz. Udah brenti aja, daripada ntar makin kecewa loh…" begitulah kira-kira bisikan setan. Ngeri kan? lebih ngeri dari suster ngesot atau setan pocong keramas (pocong yang dikeramasin apanya ya? *mikir). Disinilah titik kritisnya. Kalau sudah seperti ini, sikap baik sangka pada Alloh adalah yang paling tepat dan sangat membantu agar jangan sampai "mutung". Alhamdulillah, Mas Sentot ini orangnya baekkk, sabar, rajin menabung, dan tidak sombong….hehehe. Sisi baik Mas Sentot rupanya masih terlalu dominan untuk bisa dipatahkan oleh si setan keramas tadi. "ora jeh, sing njanjeni kuwi Gusti Alloh, not ustadz, i yakinlah klo janji Alloh tidak pernah meleset, emangnya loe yg klo janji suka meleset. Buktinya tuh, gara-gara suka meleset jadinya kepleset kan hingga akhirnya loe jalannya ngesot" (ni sisi baiknya Mas Sentot yang ngomong loh, bukan saya yang nulis…*piss). Mas Sentot tidak menyerah. Dia lanjut lagi riyadohnya, bahkan kali ini makin di tambah lagi amalan ibadahnya, puasa sunnah daud. Karena do'a orang yang sedang berpuasa itu juga mustajab dan Mas Sentot ingin setiap hari mendapatkan moment ini, tapi karena Alloh dan Rasul-Nya tidak mengijinkan manusia berpuasa setiap hari, maka dipilihlah puasa sunnah daud. Disamping itu juga dengan puasa daud dia bisa menghemat pengeluaran juga utk makan. Hari ke 120 riyadohnya, ketika ditengah-tengah baca surat Ar Rahman setelah sholat dhuha, dia tertegun pada ayat yang diulang-ulang sebanyak 31 kali dalam surat itu -"Nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan"-. Dia baru nyadar, tabungannya kan cuman cukup untuk nafkah satu bulan? lha ini kan sudah masuk di hari ke 120 dari riyadohnya alias sudah lebih dari 1 bulan (4 bulan), KOK BISA CUKUP YA UANG TABUNGANNYA??!!! BAHKAN MASIH ADA SISA LOH DI TABUNGANNYA!!! subhanalloh…..langsung sujud syukur dan menangis dia sejadi-jadinya karena hampir saja dia putus asa dengan riyadohnya. Inilah yang dinamakan "KEBERKAHAN" -yang sedikit bisa mencukupi-. Detik itu juga Mas Sentot mulai meyakini 1000% bahwa do'anya selama ini mulai ada tanda-tanda akan dikabulkan oleh Alloh. Dan memang benar Alloh sedang membuatkan skenario hebat untuknya pada hari itu. Seperti biasa, Mas Sentot tidak pernah melewatkan waktu paling mustajad antara adzan dan iqomah utk panjatkan do'a. Saking semangatnya bahwa detik-detik hajatnya akan segera terkabul, do'anya menjadi agak sedikit keras, sehingga terdengar oleh orang dibelakangnya yang juga sedang berdo'a. Mas Sentot berdo'a pada Alloh agar diberikan pekerjaan, nah orang yang dibelakang ini juga berdo'a agar diberikan karyawan yang jujur dan amanah untuk mengelola salah satu bidang usahanya yang hampir kolaps akibat korupsi yang parah dari para karyawannya. Skenario Alloh nih, kedua orang ini dipertemukan di tempat yang sama dan waktu yang sama, dan Alloh menjadikan diantara mereka saling mendengar do'a yang dipanjatkan kepada-Nya. Selesai berdo'a, Mas Sentot noleh kebelakang, dan orang yang dibelakangnya juga melihatnya…..cie…cie…cie..cie (hush…! bukan berpandangan khas kaumnya olga nih). Lagi-lagi skenario Alloh nih. Kemudian Iqomah dikumandangkan tanda sholat dzuhur akan segera dimulai. Alloh bikin masih ada shaff kosong di sebelah Mas Sentot, dan majulah orang yang dibelakang Mas Sentot tadi. Sholat dzuhur selesai. Orang tadi menyapa Mas Sentot dan langsung "tembak", "saya butuh orang untuk mengelola usaha bengkel mobil saya. Tadi saya dengar anda sedang butuh pekerjaan. Jika anda mau, bersediakah anda mengelola bengkel saya?" Wah cocok banget, Mas Sentot kan sebelumnya kerja dibagian produksi perakitan mobil (Ah ini sih bisa-bisanya yg nulis nih biar dicocok-cocokin gitu…..hehehe biarin, namanya juga cerita, ya terserah ane mau nulisnya gimana, yang penting pesannya nyampe). Singkat cerita, biar tidak terlalu panjang, soalnya sudah mau nyampe jogja nih (ane ketiknya lagi di kereta). Alhamdulillah Mas Sentot akhirnya mendapatkan pekerjaan juga. Lalu bagaimana dengan riyadohnya? apakah dia stop? toh hajatnya sudah terkabul kan? Disini juga nih banyak yang gak lulus. Begitu hajatnya tercapai, mulai kendor dah amalan ibadahnya, dan akhirnya? ya tersungkur lagi….cape deh. Ini yang dinamakan kufur nikmat bro. Justru harusnya jangan ditinggalkan, kalau bisa malah makin ditingkatkan sebagai bentuk tanda syukur akan nikmat yang sudah diberikan. Alloh akan menambah nikmat-Nya jika kita pandai bersyukur.

Udah deh pokoknya Alloh dulu, Alloh lagi, Alloh terus. Mau jadi pengusaha tapi gak tahu caranya, sholat sunnah 2 rokaat, laporan sama Alloh, "Ya Alloh, pengen jadi pengusaha nih, tapi saya tidak tahu caranya. kasih tahu dong saya supaya bisa jadi pengusaha. Jadi pengusaha yang ada untungnya ya, bukan cuman pengusaha thok tapi tidak ada untungnya. Supaya saya bisa mempekerjakan banyak orang yang butuh kerjaan, supaya saya bisa ngajak sebanyak-banyak orang utk masuk surga-Mu, supaya saya bisa memberangkatkan Haji kedua orang tua saya". Setelah itu jalani hidup seperti biasanya, jaga silaturahim, pergi ke toko buku baca buku2 wirausaha, datang ke pameran-pameran UKM. Kemudian ke Alloh lagi, laporan lagi di sholat malamnya, "Ya Alloh, saya sudah ke toko buku baca banyak buku tentang wirausaha, datang ke pameran-pameran UKM nanya2 disana, tapi saya masih belum tahu juga nih caranya bagaimana memulainya. Plis deh Ya Alloh, tunjukin saya caranya". Lakukan terus seperti itu, jangan sampai lepas dari Alloh. Alloh yang punya semua perusahaan di dunia ini. Pada saatnya nanti pasti Alloh akan tunjukkan caranya dengan cara yang diluar perkiraan kita. Selama dalam proses menunggu itu, do'a juga pada-Nya minta diberikan kesabaran dan senantiasa baik sangka pada-Nya.

Hukum Pareto dalam Tauhid

Yang mempelajari ekonomi manajemen pasti mengenal hukum pareto, yaitu komposisi 20% : 80%, dimana yang 20% itulah yang memberikan kontribusi 80% (untuk lebih detailnya silahkan cari di mbah google tentang hukum pareto ini). Lalu apa hubungannya dengan Tauhid ya? begini bro….hehehee (selalu ada embel-embel "hehehehe" ----> supaya santai tapi tetap serius). Ok begini. Selama ini kita sudah mengenal yang namanya faktor "X" dalam sebuah usaha atau pekerjaan yang kita lakukan. Kalau ingin usaha atau pekerjaan beres, maka rumusnya adalah 99% usaha + 1% faktor "X". Ada yang menyebut faktor "X" itu adalah keberuntungan, nasib baik, takdir, Alloh SWT.

Kalau faktor "X" itu adalah keberuntungan, tidak semua orang mempunyai keberuntungan yang sama. Kasian dong yang tidak pernah beruntung.
Kalau faktor "X" itu adalah nasib baik, sama saja dengan keberuntungan
Kalau faktor "X" itu adalah takdir, gak ada gunanya dong usaha, wong sudah ada takdirnya hasilnya begitu
Kalau faktor "X" itu adalah Tuhan, semua punya Alloh SWT.

1% ini kontribusinya tidak main-main, 99%. Kenapa kok hanya angka "1" dalam prosentase tersebut? karena Alloh itu 1, tidak ada lagi yang lain selain Dia….ahaddun ahad…Dia yg Maha Esa. Jadi mana yang didahulukan? 99% dulu atau 1% dulu? rumus sukses itu = 99%(usaha) + 1%(Alloh) atau 1%(Alloh) + 99%(Usaha)? kalau sudah bisa menjawab pertanyaan ini, maka pola pikir yang selama ini kita pakai…..heheheheh…kebalik-belik semua….:)  Selama ini kita pakainya adalah ikhtiar dulu maksimal baru setelah itu do'a kepada Alloh. Nah jawaban tadi yang mana pilihannya? yang 1%(Alloh) + 99%(Usaha) kan….berarti kebalik ya kita selama ini….hehehe :) inilah hubungannya dengan Tauhid. Setiap akan melakukan sesuatu, dahulukan Alloh, laporan ke Alloh dulu, tanya ke Alloh dulu caranya bagaimana? minta izin ke Alloh dulu apakah ini baik buat kita apa tidak?
Punya hajat atau keinginan? sama bro, laporan ke Alloh, memantaskan diri dulu ke Alloh. Alloh dulu dah pokoknya dalam segala urusan.
Secara logika pun lebih masuk akal bro. Kan lebih mudah mencari "1" dulu dari pada mencari yang "99" (yang ada malah capek bro nyari segitu banyaknya, 99 lagi. Belum nyampe 99 udah teler duluan kali….ngerti kan maksud ane?). 

Terus gimana caranya biar yang "1%(Alloh)" ini mau berpihak kepada kita? istiqomahin aja bro ibadahnya…..geber tuh sholat dhuha, sholat tahajud, puasa sunnah, sholat fardhu tepat waktu berjamaan di masjid, sholat qobliyah badiyahnya juga, baca Al Qur'an, sedekah, dzikir (sholawat, tasbih, tahmid, takbir). Lakukan ini secara istiqomah bin terus menerus tanpa putus 7 hari, lanjut ke 21 hari, lanjut ke 40 hari, lanjut ke 100 hari, lanjut selama masih hidup :). Ini yang dinamakan kita memantaskan diri dihadapan Alloh SWT. Sudah pantas apa belum kita dikabulin do'a kita? sudah pantas apa belum kita ditambahin nikmatnya oleh-Nya? Segalanya akan tampak mudah dan bener-bener mudah kalau istiqomah ibadah ini sudah menjadi kebiasaan bagi kita. Rejeki datang dengan sendirinya tanpa kita mencarinya dan datangnya pun dari arah yang tidak pernah kita duga. Selalu ada saja jalan keluar dengan cepat dan mudah dikala kita menemui kesulitan. Keberkahan meliputi hidup kita (yang sedikit mencukupi, yang sedikit mengenyangkan).

Masih gak percaya bro? gak ada salahnya dicoba bro…tapi awas hati-hati ya, dijamin bisa ketagihan ntar….hehehe

Wassalammu'alaikum

Pengusaha muslim pewaris Nabi (III)

Dalam perjalanan menuju ke kantor, sang pengusaha teringat kembali masa-masa dimana mulai merintis usahanya yang merupakan buah dari "kecelakaan". Bermula dari ketika Alloh mencabut nikmat pekerjaan yang sudah mapan. Kenapa sampai dicabut? pada awalnya sang pengusaha ini tenggelam dalam kesedihan dan penyesalan, bagaimana tidak? karir pekerjaan yang sudah sangat mapan, karena tergiur oleh peluang pekerjaan di tempat lain yang menawarkan gaji lebih besar, dia meninggalkan pekerjaan pertamanya. Sang pengusaha ini kufur nikmat. Kemudian Alloh meng-adzab-nya, skenario pun dijalankan sedemikian rupa, dan Alloh adalah sebaik-baik pembuat skenario yang maha sempurna. Singkat kata, sudah keluar dari pekerjaan yang lama, ternyata karena suatu sebab tidak juga diterima di pekerjaan yang baru, jadilah akhirnya dia menganggur. Kesedihan dan penyesalan menemaninya setiap hari, hingga pada suatu ketika Alloh menyentuh hatinya. Dia mulai menyadari, jangan-jangan ini adalah adzab dari-Nya karena dosa-dosaku, tapi dosa yang mana?
Keesokan paginya, setelah mengantar anaknya ke sekolah, dia mampir ke masjid. Entah kenapa tiba-tiba ada dorongan kuat di hatinya untuk mampir ke masjid di dekat sekolah anaknya. Kemudian Alloh "menuntunnya" untuk melakukan sholat tobat. Subhanalloh….perlahan-lahan dia seolah-olah di ingatkan kembali oleh Alloh perihal dosa-dosa yang telah dilakukannya…tak terasa air mata mulai menetes di sela matanya, hingga di sujud rokaat terakhir, tak terbendung sudah tangisnya, dia menangis sejadi-jadinya menyesali dosa-dosanya. Dosa melalaikan sholat. Ketika masih jaya-jayanya sebagai karyawan di perusahaan lamanya, sebagai salah seorang karyawan yang karirnya tengah menanjak, bahkan banyak yang memprediksi dia tidak lama lagi akan menempati posisi jabatan penting di perusahaannya, dia sudah mulai berani melalaikan sholat. Mula-mula sholat fardhu nya sendirian tidak pernah berjamaah, kemudian mulai tidak tepat waktu, seringkali diakhir waktu, kemudian makin parah lewat waktu dzuhur hingga ashar karena alasan meeting, bahkan pernah 1 hari 5 waktunya lewat begitu saja dan tidak ada rasa sesal sama sekali, baginya waktu itu adalah hal yang biasa dan urusan pekerjaan itu jauh lebih penting dari sholatnya….inilah awal mula bencananya….
Selesai sholat tobat, dia berdoa, mohon ampun kepada Alloh, dzikir istighfar dia ucapkan sebanyak-banyaknya karena dia khawatir dosa-dosanya yang teramat besar tidak akan diampuni oleh-Nya. Padahal, ampunan Alloh itu lebih besar dari dosa-dosanya. Meskipun dosa yang dilakukannya sebesar gunung, ampunan Alloh itu sebesar Bumi. Meskipun dosa yang dilakukannya sebesar Bumi, ampunan Alloh itu sebesar Matahari. Dia tidak tahu, bahwa ketika Alloh sudah menyentuh hatinya dan dia mulai tersadar hingga kemudian Alloh menuntunnya untuk datang kembali kepada-Nya di istana-Nya, sesungguhnya ampunan Alloh itu sudah datang untuknya.
Mulailah sang pengusaha ini memperbaiki hidupnya. Hal pertama yang dia benahi adalah sholatnya. Sholat berjamaah di masjid selalu dia usahakan agar tidak ketinggalan, kemudian sholat sunnah rowatib mulai dijalankan dan diistiqomahkan. Sholat dhuha, tahajud, sudah tidak pernah ketinggalan lagi. Semakin meningkat ibadahnya setiap hari, baca Al qur'an, puasa sunnah, bahkan dia langsung menjalankan puasa sunnah daud, puasa sunnah paling utama disisi Alloh. Seiring dengan mulai meningkat kualitas ibadahnya, perasaan tenang dan damai mulai dia rasakan, selama ini dia tidak pernah merasakannya. Kemudian Alloh mulai memberikan pertolongan dan jalan keluarnya. Lagi-lagi melalui skenario-Nya yang maha sempurna, Alloh pertemukan dia dengan seseorang teman lamanya yang sudah 10 tahun lebih tidak pernah bertemu dengannya. Pertemuan itu terjadi setelah sholat jum'at. Perbincangan pun berlanjut di rumah sang pengusaha ini. Teman lamanya ini mengajak untuk berbisnis. Pada awalnya sang pengusaha ini ragu-ragu, sebab dia tidak punya pengalaman sama sekali mendirikan usaha. Namun temannya ini meyakinkan dia, salah satu yang akhirnya membuat dia menerima tawaran temannya ini adalah, bahwa tujuan temannya mengajak untuk berbisnis adalah untuk menyelamatkan akidah sodara-sodara muslim yang karena tuntutan pekerjaan terpaksa mengorbankan akidah mereka, seperti para wanita muslimah melepas jilbabnya, para pria muslim sampai harus tidak melaksanakan sholat jum'at karena tuntutan tugas.
Tidak ingin orang lain mengalami hal yang sama seperti dirinya dimasa lalu, dengan mantap hati dan semangat penuh keyakinan, sang pengusaha ini memulai usahanya bersama dengan temannya ini. Diawal-awal dalam merintis usaha, temannya lah yang paling banyak berperan, sementara dia mengikuti dan mempelajari apa yang dilakukan oleh temannya ini. Perlahan, usaha yang dirintisnya mulai menampakkan hasil. Dia akui memang temannya ini piawai sekali menangkap peluang dan merubahnya menjadi keuntungan. Jumlah karyawan yang bekerja kepada mereka pun semakin bertambah seiring dengan berkembangnya usaha mereka. Disaat sedang enak-enaknya menikmati hasil jerih payah mereka, Alloh memberikan ujian-Nya. Alloh lebih menyayangi temannya ini sehingga dipanggillah temannya ini ketika sedang melaksanakan ibadah Haji. Di satu sisi sang pengusaha ini senang dan bersyukur karena sahabatnya ini wafat dalam keadaan qusnul qotimah, namun disisi yang lain timbul perasaan khawatir dan cemas perihal nasib perusahaan yang mereka rintis bersama. Bagaimana dia akan meneruskan roda operasional perusahaan tanpa temannya ini, karena terus terang selama ini yang paling banyak menjalankannya adalah temannya, sedangkan dia hanya mendampingi saja. Timbul rasa penyesalan dalam hatinya, kenapa disaat itu dirinya tidak mau belajar, kenapa dia bisa terlena seperti itu. Kembali dia menyalahkan keteledoran dirinya sendiri. Disaat seperti itu, kembali dia teringat kepada Alloh….ah kenapa aku lupakan lagi Dia, pantaslah jika Alloh kembali menegurku, lagi-lagi aku telah kufur nikmat…astaghfirullahhaladzimi….untuk kedua kalinya sang pengusaha ini menangis dalam sholat sunnah tobatnya, kali ini dia seolah-olah merasa bahwa Alloh tidak akan mau menerima tobatnya karena dua kali sudah dia mengkhianati kepercayaan yang telah Alloh berikan. Tapi sebenarnya Alloh tidaklah demikian, Alloh Maha Pengasih lagi Penyayang, Alloh berbeda dengan makhluk-Nya yang punya perasaan kecewa dan dendam jika dikhianati oleh yang lainnya. Alloh tidak! Maha Suci Alloh, Dia Maha Baik kepada hamba-hambanya.

Pengusaha muslim pewaris Nabi (II)

Pagi itu, seperti biasa sebelum memulai aktivitas pekerjaan, seluruh karyawan sholat dhuha di masjid kantor. Sedikit cerita mengenai sejarah masjid kantor ini. Ketika sang pengusaha ini mendapat amanah dari Alloh dan Alloh mengijinkan usaha yang dirintisnya makin berkembang sehingga membutuhkan tempat yang lebih besar lagi untuk kegiatan operasional dan produksi, Alloh mengamanahi kepada sang pengusaha ini berupa tanah seluas 4,5 hektar. Alhamdulillah, semuanya itu dia dapatkan dengan bekal sholawat, ya sholawat yang setiap hari dia baca dalam dzikirnya 1000x setiap hari. Sang pengusaha ini berkeyakinan bahwa semuanya bisa dibeli dengan sholawat, sholawatlah yang mengantarkan tanah seluas 4,5 hektar tadi kepadanya, langsung diberikan oleh Alloh. Cerita tentang ini akan diceritakan lebih lengkap di bab yang lain. Kembali ke tanah tadi, setelah mendapatkan tanah tersebut, dia memutuskan untuk membangun kantor dan pabrik pertamanya. Namun yang pertama kali dia bangun adalah Masjid. Lho…? kok masjid ya? ini mau membangun pabrik atau masjid sebenarnya? pertanyaan itu bermunculan dari seluruh staf direksi dan karyawannya. Jawaban yang muncul dari lisannya sungguh membuat seluruh karyawannya terhenyak, tersadarkan dan terharu….."sodara-sodaraku sekalian, kita mendapatkan tanah ini karena Alloh yang memberikannya kepada kita, maka sudah sepantasnyalah yang harus kita bangun pertama kali adalah Istana-Nya. Bukankah kita ingin dalam setiap aktivitas kita nanti Alloh selalu bersama kita?"
Maka dimulailah peletakan batu pertama pembangunan masjid kantor tersebut. Semua bahan material yang dipakai adalah kelas 1, interiornya juga dipilih kelas 1, Masjid tersebut juga dibangun di area yang terluas dan terbaik. Bagi sang pengusaha ini, untuk Alloh haruslah yang terbaik dari yang terbaik, dan seluruh karyawannya mendukungnya. Dan akhirnya jadilah Masjid itu seperti sekarang, bangunan yang paling besar diantara bangunan di komplek pabrik dan bangunan yang paling bagus dari bangunan lainnya di komplek pabriknya. Seharusnya memang seperti ini, Istana Alloh (Masjid) harusnya adalah bangunan yang terbaik, tidak seperti lazimnya sekarang. Mal-mal berdiri megah, tapi dimanakah letak Istana Alloh? berada di pojokan dibasement, kecil, bahkan lebih kecil dari toilet. Astaghfirullahhaladzim…….

to be continued………….

Pengusaha muslim pewaris Nabi (I)

Pengusaha muslim pewaris Nabi  

Indahnya jika menjadi seorang pengusaha yang berlandaskan Al Quran dan Hadist. Sang pengusaha ini mewajibkan seluruh karyawannya untuk sholat dhuha sebelum masuk kantor. DIa membangun masjid di kantornya. Sholat dhuha itu dijadikannya absensi masuk karyawan, yang belum melaksanakan sholat dhuha dianggap belum absen (kecuali karyawan wanita yang berhalangan dan karyawan non muslim). Istirahat kerja di mulai 30 menit sebelum sholat dhuhur dimulai. Sang pengusaha ini akan datang lebih dulu ke masjid di kantornya. Begitu waktu dhuhur sudah masuk, wakilnya si deputi CEO akan mengumandangkan adzan, seluruh karyawan yang muslim berbondong-bondong datang ke masjid, begitu tertib dan tidak ada satupun karyawan yang ketinggalan ataupun mangkir. Rupanya sang pengusaha ini mewajibkan seluruh karyawannya agar jangan sampai telat datang ke masjid. Dan subhanalloh….begitu adzan selesai dikumandangkan, seluruh karyawannya berdiri menunaikan sholat qobliyah dhuhur 4 rokaat. Tibalah si wakil CEO iqomat tanda sholat dhuhur akan dimulai, sang pengusaha maju ke depan bertindak sebagai imam sholat, dia memeriksa barisan sholat, salah seorang direksinya bertugas memeriksa barisan sholat para jamaah karyawannya. "Shaf sudah lurus pak" lapor direktur keuangannya. Kemudian sang pengusaha memulai sholat dhuhur berjamaah itu dengan takbir, "Allohu akbar". Selesai sholat, seluruh jamaah tidak ada yang langsung berdiri dan meninggalkan masjid menuju kantin, mereka masih berada di masjid untuk berdzikir dan berdoa dipimpin sang pengusaha, kemudian dilanjutkan sholat ba'diyah dhuhur 4 rokaat.

Setiap hari senin dan kamis, kantin tidak buka, rupanya seluruh karyawannya menjalankan puasa sunnah. Namun sang pengusaha ini menjalankan puasa sunnah daud. Jika hari jum'at, sang pengusaha ini juga bertindak sebagai khatib sholat jum'at, namun terkadang juga mengundang khatib ustadz dari luar agar ada penyegaran dan wawasan baru bagi karyawannya. Belakangan malah sang pengusaha ini mendorong untuk siapa saja dari karyawannya bertindak sebagai khatib sholat jum'at, sekaligus sebagai ajang latihan dasar kepemimpinan dan mengasah kemampuan public speaking seluruh karyawannya. Khusus hari jum'at ini jam istirahat agak panjang sampai menjelang sholat ashar, karena sang pengusaha ini mewajiban seluruh karyawannya yg muslim untuk mengaji Al Quran dan menghapalnya.

Jika sang pengusaha ini ada keperluan bisnis keluar kantor, dia akan menunjuk salah seorang dari jajaran direksinya untuk menjadi imam sholat di masjid kantornya. Ketika berada di luar kantor, yang dia cek ke perusahaannya via telpon adalah memastikan bahwa kegiatan sholat berjamaah di masjid harus tetap jalan meskipun dia tidak ada di sana.

Rapat-rapat perusahaan tidak pernah sampai meninggalkan waktu sholat. Rapat wajib dihentikan 30 menit sebelum masuk waktu sholat. Jika ada tamu yang datang bertepatan dengan waktu sholat, apabila muslim akan diajak untuk sholat berjamaah, jika bukan maka dengan sopan akan diminta untuk menunggu.

Suatu ketika, dikarenakan sesuatu yang diluar kuasa sang pengusaha ini, menyebabkan dia datang agak telat ke masjid. Sampai di masjid, seluruh karyawan sudah berada di dalamnya. Karena datangnya agak terlambat, maka sang pengusaha ini berada di shaf paling belakang. Salah seorang karyawan mempersilahkannya untuk maju mengisi shaf paling depan, namun dia menolaknya, "saya datang terlambat, sudah sepantasnya saya berada di shaf paling belakang. Yang datang pertamalah yang sepantasnya berada di shaf depan". Begitulah, yang bertindak sebagai imam sholat saat itu adalah kepala bagian dari salah satu divisi, kebetulan seluruh jajaran direksinya sedang ada tugas perusahaan ke luar negeri.

Dalam hal sedekah, sang pengusaha ini tidak mewajibkannya, tapi dia sangat menganjurkannya dan selalu menjadi contoh bagi seluruh karyawannya. Dia selalu menjadi pionir untuk aktivitas yang satu ini.

Ketika Alloh menguji perusahaannya dengan makin menurunnya omzet. Dia tidak menyalahkan para direksinya, ataupun para general managernya, dia tidak menyalahkan siapa-siapa. Yang dia lakukan adalah, dia mengajak seluruh karyawannya untuk melaksanakan sholat sunnah hajat mohon diberikan petunjuk kepada Alloh atas masalah yang dihadapi. Bahkan ada usulan dari seorang karyawannya dari bagian produksi yang bertugas sebagai operator mesin produksi, untuk mengadakan qiyamul lail (sholat tahajud) di masjid kantor. Dia tersenyum, untuk yang satu ini dia tidak mewajibkan kepada seluruh karyawannya, hanya yang bersedia secara sukarela saja. Diluar dugaan, hampir seluruh karyawannya mengikutinya, terharu dia mengucapkan banyak terima kasih di hadapan para karyawannya. Sholat tahajud pun dimulai dengan dia bertindak sebagai imam. Efeknya sungguh luar biasa, perlahan mulai ada titik terang, Alloh memberikan jalan keluarnya sebagaimana janjinya dalam surat At Thalaq: 2-3.

 to be continued…………….