Selasa, 19 Februari 2013

DOKTER TAUHID

Profesi dokter adalah profesi yang mulia. Dia banyak membantu orang. Banyak ladang amal disana. Akan tetapi jika tidak berhati-hati akan menjerumuskannya dalam dosa besar. Tidak hanya dirinya sendiri yang terjerumus, melainkan orang lain pun juga akan ikut terjerumus. Para pasiennya, keluarga pasien, teman pasien, orang-orang terdekat pasien, bahkan dalam lingkup yang lebih luas sekalipun: masyarakat sekitar rumah dokter dan pasien itu sendiri.

(O) Wah berat nih pembahasannya, ngelantur kemana-mana. Hati-hati kalau nulis, bisa dituntut para dokter karena dianggap mendiskreditkan profesi mereka.
(X) Bismillahirrohmanirohim….insyaalloh tidak. Justru ini akan menyelamatkan akidah semuanya.

Lalu bagaimana profesi dokter bisa menjerumuskan ke dalam dosa besar? Untuk memudahkan memahaminya, kita baca ilustrasi cerita dibawah ini.

"Sebut saja namanya dokter Tina. Dia dokter umum yang buka praktik dirumahnya. Setiap hari tempat praktiknya tidak pernah sepi dari pasien. Banyak dari pasien yang merasa cocok ditangani oleh dokter Tina. Para pasien yang sembuh dari sakitnya setelah ditangani oleh dokter Tina, secara sukarela menjadi iklan berjalan. Bercerita kepada keluarganya, teman-temannya, tetangganya, bahwa ada dokter hebat yang bisa menyembuhkan penyakit. Setiap ada yang sakit, selalu direkomendasikan untuk berobat ke tempat praktik dokter Tina. Karena semakin banyak pasien yang percaya berobat kepadanya, dokter Tina semakin percaya diri. Dia merasa bahwa keahlian diagnosa dan kemampuan memberikan obat / terapi yang tepat telah membantu banyak orang. Mulai timbul bangga akan kehebatan dirinya".

Sampai disini tidak ada yang salah dengan ilustrasi cerita diatas ya? semuanya tampak wajar saja. Dimana letak terjerumus ke dalam dosa besarnya? Justru banyak amal kebaikan disana. Walaupun tidak diceritakan apakah dokter Tina menerima pasien dari semua kalangan? (baik kaya atau miskin) Apakah untuk pasien yang miskin diberikan pengobatan cuma-cuma. Katakanlah iya, tetap saja masih ada dosa besarnya.

(O) Bingung nih jadinya
(X) hehehehe….bingung ya? pegangan aja biar tidak jatuh :D
(O) yeeee…….serius ini beneran bingung
(X) ok, dilanjut ntar ya, sudah mau adzan dzuhur nih, mau buruan ke masjid biar tidak ketinggalan sholat berjamaah. 
(O) ok….sippp!
.
.
.
.
(X) alhamdulillah…lanjuttt
(O) lama bener sih, kita-kita nungguin sampai jamuran nih
(X) iya maaf, tadi abis ba'diyah ngelanjutin dikit nyicil baca Qur'an, udah janji sama Alloh buat qatamin.
(O) ok deh….lanjutttt

Kenapa masih ada dosa besarnya? dan dosa besar yang mana? Syirik!
Lho, syirik itu kan menyembah selain Alloh? lalu dimana letak syiriknya di cerita dokter Tina tadi? Syirik itu ada dua macam, syirik yang terang-terangan contohnya menyembah berhala, menganggap diri sendiri Tuhan seperti firaun. Dan Syirik yang halus, yaitu menganggap suatu benda punya kekuatan, menganggap keberhasilan seseorang itu karena memakai baju ini, memakai cincin anu, dll.
Nah sekarang mari kita analisa di cerita dokter Tina tadi. Sesungguhnya siapa yang mendatangkan sakit? siapa pula yang mendatangkan kesembuhan? ini pertanyaan orang-orang beriman. Jawaban orang beriman tentulah Alloh Yang Maha Kuasa. Para pasien tadi menganggap bahwa yang menyembuhkan sakit mereka adalah karena berobat ke dokter Tina, karena obat yang diberikan oleh dokter Tina. Secara tidak sadar para pasien sudah menuhankan dokter Tina dan obatnya. Kemudian dokter Tina pun juga merasa bahwa keahlian dan terapinyalah sehingga penyakit pasiennya sembuh. Secara tidak sadar juga sudah menuhankan dirinya sendiri. Padahal sejatinya jika bukan karena kehendak Alloh, apakah bisa sembuh? jika bukan karena izin Alloh, apakah obat itu bisa menyembuhkan? Jadilah semuanya terjerumus ke dalam kemusyrikan. Dan dokter Tina yang menanggung dosa paling besar, karena dialah yang menjadi penyebabnya dan dia tidak mencegahnya, malahan dia akhirnya ikut terjerumus juga dengan menuhankan dirinya. Maka makin berlipat-lipatlah dosa besarnya.

(O) hmmm….tapi itulah yang umum terjadi sekarang ini
(X) ya memang….prihatin sekali. Mendekati akhir jaman, manusia makin tidak kenal siapa Tuhannya, kembali ke jaman jahiliyah.
(O) lalu seharusnya bagaimana dokter Tina bersikap agar tidak terjerumus ke dalam kemusyrikan?
(X) awali dengan doa, awali dengan basmalah

Supaya selamat dari terjerumus ke dalam kemusyrikan, seharusnya ketika pertama kali menerima pasien, sebelum memulai diagnosanya, dokter Tina menjelaskan bahwa sesungguhnya sakit itu datangnya dari Alloh dan obatnya (kesembuhannya) datangnya dari Alloh juga. Dirinya hanyalah sebagai perantara kesembuhan dari Alloh. Pasien itu datang kepadanya bukan mencari kesembuhan darinya. Kemudian agar ikhtiar si pasien mencari kesembuhan dan juga ikhtiar dokter Tina dalam membantu memberikan pengobatan diridhoi Alloh, berdua mereka awali dengan berdo'a. Termasuk keluarga, teman, kerabat si pasien yang ikut mengantar juga diajak berdo'a. Dengan diawali do'a, terhindarlah dari praktik kemusyrikan. Bahkan perjalanan ikhtiar tersebut menjadi ibadah diantara mereka. Terakhir ketika selesai proses pemeriksaan dan pengobatannya, bersama-sama mengucap syukur dan hamdalah, semoga Alloh berkenan dan ridho dengan ikhtiar yang baru saja dilakukan.

(O) cakep nih……:)


Catatan blog
seri "PROFESI-PROFESI TAUHID" 
Cak Toro
Bekasi, 16 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar