Jumat, 22 Maret 2013

TERNYATA KELUARGA "TERASING" ITU BENAR-BENAR ADA!!!




Saat banyak anak muda yang tidak jelas tujuan hidupnya.
Saat banyak orang tua yang takut tidak mampu mendidik anak-anaknya, ternyata masih ada teladan luar biasa bagi kita bersama. Ini adalah salah satu fakta dan benar-benar ada keluarga "terasing" di jaman ini seperti cerita yang pernah saya tulis sebelumnya.





 10 BERSAUDARA PENGHAFAL AL-QUR'AN DARI INDONESIA

Alquran adalahsatu-satunya Kitab Suci agama samawi yang terjaga kemurniannya hinggasekarang. Alquran bahkan terbebas dari "ramuan" campur tangan sipenerimanya sendiri, Muhammad, karena ia adalah Nabi yang umi, tidakbisa membaca dan menulis. Selain itu, Alquran sendiri menyatakan bahwaucapan Muhammad itu adalah wahyu (QS An Najm, 53: 3-4).

SebagaiKitab Suci agama samawi, Alquran tentu turun dan diwahyukan dari"langit", dari Yang Mahatinggi. Ada banyak bukti yang tidakterbantahkan mengenai argumentasi ini. Secaranyata, tidak ada seorang manusia pun yang hingga saat ini mampu membuatyang setara dengan Alquran, seperti yang ditantangkan Allah Swt. dalamAlquran. Artinya, sangat jelas, Alquran bukanlah "karya" manusia dantidak ada campur tangan manusia pula di dalamnya.

Secara tertulis, tidak kurang dari 70 ayat dalam Alquran menyatakan bahwa Allah Yang Mahatinggi-lah yang menurunkan Alquran. Selainmenurunkan dan mewahyukan Alquran, Allah Swt. berkomitmen menjagakemurniannya hingga Hari Kiamat. Sebagai salah satu wujud komitmen-Nya,Allah menciptakan jutaan penghafal Alquran di seluruh dunia.Indonesiasendiri memiliki ribuan penghafal Alquran. Fakta ini bisa dengan mudahdilihat di masjid-masjid besar saat bulan Ramadhan. Para imam yangmengimami qiyamullail di masjid-masjid itu hampir rata-rata adalahustadz yang hafal Alquran.

Setiap orang tua muslim pasti ingin memiliki anak-anak yang hafal Al-Qur'an dan berprestasi. Apalagi para kader dakwah yang sangat menyadari bahwa keluarga merupakan sasaran dakwah yang kedua; ishlahul usrah, setelah ishlahul fardi. Buku 10 Bersaudara Bintang Al-Qur'an ini merupakan sebuah karya yang –seperti kata Ustadz Yusuf Mansur- akan menginspirasi banyak keluarga di tanah air. Ternyata membesarkan anak di masa sekarang untuk menjadi hafiz Al-Qur'an bukan sesuatu yang mustahil.

Buku ini adalah kisah nyata sebuah keluarga muslim di Indonesia. Keluarga dakwah. Keluarga yang mampu menjadikan 10 orang buah hati mereka sebagai anak-anak yang shalih, hafal Al-Qur'an dan berprestasi. Keluarga luar biasa itu adalah pasangan suami istri Mutammimul Ula dan Wirianingsih beserta 10 putra-putri mereka. Yang lebih luar biasa lagi adalah, kedua orang tua ini tergolong super sibuk dengan berbagai aktifitas dakwahnya. Mutammimul Ula adalah anggota DPR RI dari fraksi PKS. Sedangkan Wirianingsih adalah Staf Departemen Kaderisasi DPP PKS sekaligus Ketua  Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia dan Ketua Umum PP Salimah (Persaudaraan Muslimah) yang cabangnya sudah tersebar di 29 propinsi dan lebih dari 400 daerah di Indonesia.

10 bersaudara bintang Al-Qur'an itu adalah :

1. Anak Pertama (Sulung)

Afzalurahman Assalam
Putra pertama. Hafal Al-Qur'an pada usia 13 tahun. Saat buku ini ditulis usianya 23 tahun, semester akhir Teknik Geofisika ITB. Juara I MTQ Putra Pelajar SMU se-Solo, Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB dan terpilih sebagai pesertaPertamina Youth Programme 2007.

2. Anak Kedua

Faris Jihady Hanifa
Putra kedua. Hafal Al-Qur'an pada usia 10 tahun dengan predikat mumtaz. Saat buku ini ditulis usianya 21 tahun dan duduk di semester 7 Fakultas Syariat LIPIA. Peraih juara I lomba tahfiz Al-Qur'an yang diselenggarakan oleh kerajaan Saudi di Jakarta tahun 2003, juara olimpiade IPS tingkat SMA yang diselenggarakan UNJ tahun 2004, dan sekarang menjadi Sekretaris Umum KAMMI Jakarta.

3. Anak Ketiga

Maryam Qonitat
Putri ketiga. Hafal Al-Qur'an sejak usia 16 tahun. Saat buku ini ditulis usianya 19 tahun dan duduk di semester V Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo. Pelajar teladan dan lulusan terbaik Pesantren Husnul Khatimah 2006. Sekarang juga menghafal hadits dan mendapatkan sanad Rasulullah dari Syaikh Al-Azhar.

4. Anak Keempat

Scientia Afifah Taibah
Putri keempat. Hafal 29 juz sejak SMA. Kini usianya 19 tahun dan duduk di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Saat SMP menjadi pelajar teladan dan saat SMA memperoleh juara III lomba Murottal Al-Qur'an tingkat SMA se-Jakarta Selatan.

5. Anak Kelima

Ahmad Rasikh 'Ilmi
Putra kelima. Saat buku ini ditulis hafal 15 juz Al-Qur'an, dan duduk di MA Husnul Khatimah, Kuningan. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara I Kompetisi English Club Al-Kahfi dan menjadi musyrif bahasa Arab MA Husnul Khatimah.

6. Anak Keenam

Ismail Ghulam Halim
Putra keenam. Saat buku ini ditulis hafal 13 juz Al-Qur'an, dan duduk di SMAIT Al-Kahfi Bogor. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara lomba pidato bahasa Arab SMP se-Jawa Barat, serta santri teladan, santri favorit, juara umum dan tahfiz terbaik tiga tahun berturut-turut di SMPIT Al-Kahfi.

7. Anak Ketujuh

Yusuf Zaim Hakim
Putra ketujuh. Saat buku ini ditulis ia hafal 9 juz Al-Qur'an dan duduk di SMPIT Al-Kahfi, Bogor. Prestasinya antara lain: peringkat I di SDIT, peringkat I SMP, juara harapan I Olimpiade Fisika tingkat Kabupaten Bogor, dan finalis Kompetisi tingkat Kabupaten Bogor.

8. Anak Kedelapan

Muhammad Syaihul Basyir
Putra kedelapan. Saat buku ini ia duduk di MTs Darul Qur'an, Bogor. Yang sangat istimewa adalah, ia sudah hafal Al-Qur'an 30 juz pada saat kelas 6 SD.

9. Anak Kesembilan

Hadi Sabila Rosyad
Putra kesembilan. Saat buku ini ditulis ia bersekolah di SDIT Al-Hikmah, Mampang, Jakarta Selatan dan hafal 2 juz Al-Qur'an. Diantara prestasinya dalah juara I lomba membaca puisi.

10. Anak Kesepuluh (Bungsu)

Himmaty Muyassarah
Putri kesepuluh. Saat buku ini ditulis ia bersekolah di SDIT Al-Hikmah, Mampang, Jakarta Selatan dan hafal 2 juz Al-Qur'an.


Buku 10 Bersaudara Bintang Al-Qur'an ini tidak hanya berisi bagaimana putra-putri Mutammimul Ula dan Wirianingsih menjadi penghafal Al-Qur'an. Di bagian pendahuluan terlebih dahulu dibahas Fakta Kemahaagungan Allah Menjaga Kemurnian Al-Qur'an sampai Akhir Zaman. Meliputi pembagian Al-Qur'an, Al-Qur'an sebagai Mukjizat, Sejarah Turunnya Al-Qur'an Kodifikasi Al-Qur'an, sampai Sejarah Pemeliharaan Kemurnian Al-Qur'an.

Pada bab 5 juga dibahas mengapa menjadi hafiz Al-Qur'an begitu penting. Penulis mengklasifikasikann ya menjadi 2 bagian: fadhail dunia dan fadhail akhirat. Fadhail dunia antara lain: hifdzul Qur'an merupakan nikmat rabbani, mendatangkan kebaikan, berkah dan rahmat bagi penghafalnya, hafiz Qur'an mendapat penghargaan khusus dari Nabi (tasyrif nabawi), keluarga Allah di muka bumi. Sedangkan fadhail akhirat meliputi: Al-Qur'an menjadi penolong (syafaat) penghafalnya, meninggikan derajat di surga, penghafal Al-Qur'an bersama para malaikat yang mulia dan taat, diberi tajul karamah (mahkota kemuliaan), kedua orangtuanya diberi kemuliaan, dan pahala yang melimpah.

Apa Kuncinya?
Apa kunci sukses keluarga Mutammimul Ula dan Wirianingsih mendidik 10 bersaudara bintang Al-Qur'an itu? Keseimbangan proses. Walapun mereka berdua sibuk, mereka telah menetapkan pola hubungan keluarga yang saling bertanggungjawab dan konsisten satu sama lain. Selepas Maghrib adalah jadwal mereka berinteraksi dengan Al-Qur'an.

Beberapa hal yang mendukung kesuksesan ini adalah upaya mereka menjaga kondisi ruhiyah dalam keluarga:
1. Tidak ada televisi di dalam rumah
2. Tidak ada gambar syubhat
3. Tidak ada musik-musik laghwi yang menyebabkan lalai kepada Allah dan diganti dengan nasyid
4. Tidak ada perkataan yang fashiyah (kotor)

Hal yang cukup mendasar yang dimiliki keluarga ini sehingga mampu mendidik 10 bersaudara bintang Al-Qur'an adalah visi dan konsep yang jelas, yakni menjadikan putra-putrinya seluruhnya hafal Al-Qur'an. Kedua, pembiasaan dan manajemen waktu. Setelah Shubuh dan setelah Maghrib adalah waktu khusus untuk Al-Qur'an yang tidak boleh dilanggar dalam keluarga ini. Sewaktu masih batita, Wirianingsih konsisten membaca Al-Qur'an di dekat mereka, mengajarkannya, bahkan mendirikan TPQ di rumahnya. Ketiga, mengkomunikasikan tujuan dan memberikan hadiah. Meskipun kebanyakan di waktu kecil mereka merasa terpaksan, namun saat sudah besar mereka memahami menghafal Al-Qur'an sebagai hal yang sangat perlu, penting, bahkan kebutuhan. Komunikasi yang baik sangat mendukung hal ini. Dan saat anak-anak mampu menghafal Al-Qur'an, mereka diberi hadiah.

Diadopsi dari Buku :
Judul Buku : 10 Bersaudara Bintang Al-Qur'an
Penulis : Izzatul Jannah – Irfan Hidayatullah
Penerbit : Sygma Publishing, Bandung
Cetakan Ke : 2
Tahun Terbit : Januari 2010
Tebal Buku : xiv + 150 halaman

Minggu, 10 Maret 2013

KELUARGA TERASING

Sebuah keluarga sederhana dengan anggota: Papa, Mama, Kakak (laki-laki), Adik (laki-laki), Adik bungsu (perempuan). Sang Papa bekerja sebagai engineer di sebuah perusahaan BUMN, posisinya saat ini sudah cukup tinggi, project manager. Sementara sang Mama, sebelumnya bekerja sebagai PNS di sebuah kementrian. Namun sejak lahir anak ke dua, dia memilih berhenti dari pekerjaan dan fokus mengurus anak-anak mereka di rumah, hingga akhirnya lahir anak ke tiga. Anak pertama, Muhammad Hafidz, biasa dipanggil kak Hafidz oleh adik-adiknya, usianya baru menginjak 9 tahun, kelas 4 SD. Anak kedua, Muhammad Al Fatih, biasa dipanggil kak Fatih oleh adik perempuannya, usianya baru 8 tahun, kelas 3 SD. Yang terakhir, anak ke tiga, Fathimah Az Zahra, usia 5 tahun, masih di TK. Keluarga yang bersahaja, tidak mengambil kecuali apa yang memang dibutuhkannya. Tidak pernah merasa khawatir terhadap apapun karena yakin ada Alloh yang bisa mereka andalkan. Satu-satunya yang mereka khawatirkan adalah jika sampai Alloh sudah tidak memperdulikan mereka lagi.

Seluruh aktivitas keluarga ini selalu dimulai di 1/3 malam, jam 03:00 dini hari. Semuanya secara otomatis terbangun jika waktu sudah menunjuk pukul 03:00 dini hari -tanpa menggunakan jam weker-, seperti sudah terprogram otomatis pada tubuh mereka. Sepertinya kebiasaan ini sudah mengakar dalam keluarga ini cukup lama. Karena memang membutuhkan waktu yang lama dan disiplin yang tinggi utk bisa menciptakan habits seperti ini. Ternyata memang benar. Sang Papa dan Mama sudah melakukan kebiasaan ini sejak mereka menikah, dan ketika sang Mama mengandung anak pertama, kebiasaan ini tetap istiqomah mereka jalankan. Bahkan hingga akhirnya anak pertama mereka telah lahir, masih bisa mereka lakukan. Kedua orang tua ini melakukan sholat malam, sementara bayi mereka yang dengan sengaja "dipaksa" oleh sang Mama utk bangun, diletakkan di samping Papanya dengan posisi sedemikian rupa sehingga bayi ini bisa melihat apa yang dilakukan oleh Papanya. Selanjutnya anak ke dua, anak ke tiga, diperlakukan sama. Maka tidaklah heran hingga akhirnya habits ini tertanam sangat kuat di keluarga ini. Sang Papa kadang menyuruh kakak Hafidz utk menjadi imam, besoknya kakak Fatih yang menjadi imam, dengan maksud memberikan pelajaran sekaligus praktik agar mampu menjadi imam. Dan ini benar-benar sangat membantu ketika sang Papa mendapatkan tugas keluar kota atau keluar negeri, sehingga tidak bisa bersama-sama melaksanakan sholat malam. Kakak pertama, Hafidz yang menjadi imam, sedangkan kakak kedua, Fatih, berada dibelakangnya. Menjelang adzan subuh, sang Papa mengajak kedua anak laki-laki ini berangkat ke masjid utk sholat berjamaah, sementara sang Mama dan adik perempuan mereka, Fathimah, sholat subuh berjamaah di rumah dengan Mama. Selesai sholat subuh, sang Papa dengan kedua anak laki-lakinya ini masih tinggal di masjid, mereka melakukan muroja'ah (mengulang kembali hafalan Al Qur'an). Mula-mula sang Papa dengan dibantu oleh kedua anak laki-laki mereka. Sang Papa mulai membaca, kedua anak laki-lakinya mengoreksinya dengan melihat Al Qur'an. Lalu giliran Hafidz, kemudian Fatih. Papa sudah dapat hafalan 25 juz, tinggal 5 juz lagi. Sementara Hafidz sudah mendapat 15 juz, dan Fatih sudah mendapat 10 juz. Hal yang sama juga dilakukan di rumah oleh Mama dan Fathimah. Mama sudah mendapatkan hafalan 30 juz namun masih belum kuat, masih harus diperkuat dengan sering muroja'ah. Sementara Fathimah, meskipun yang paling kecil di antara sodaranya, namun sudah mendapatkan hafalan 20 juz. Setelah selesai melaksanakan sholat sunnah syuruq, sang Papa dan kedua anak laki-lakinya ini pulang ke rumah, dimana Mama dengan dibantu Fathimah kecil menyiapkan sarapan pagi. Namun jika bertepatan dengan hari dimana mereka berpuasa sunnah (keluarga ini membiasakan diri mereka berpuasa sunnah daud), Mama dan Fathimah kecil hanya menyiapkan kebutuhan Papa dan abang-abangnya untuk berangkat kerja dan sekolah. Hafidz dan Fatih diantar oleh Papa, kebetulan karena mereka bersekolah di sekolah yang sama. Sementara Fathimah diantar oleh Mama. Setibanya di sekolah, setelah meletakkan tas di kelas masing-masing, Hafidz dan Fatih langsung menuju mushola sekolah untuk sholat dhuha, kebiasaan ini sudah mulai ditanamkan oleh orang tua mereka sejak masih di Taman Kanak-Kanak. Hal yang sama juga dilakukan oleh adik mereka, Fathimah. Subhanalloh……keluarga ini benar-benar keluarga terasing di jamannya, dimana orang sudah banyak yang meninggalkan sunnah-sunnah Rasulalloh.

Suatu ketika, Papa mendapatkan tugas dinas keluar kota untuk beberapa hari. Papa memberikan amanah kepada Hafidz sebagai laki-laki tertua di rumah selama dirinya tidak ada untuk menjaga seluruh anggota keluarga. Tugas sebagai imam sholat tahajud di delegasikan kepada Hafidz. Pada suatu malam, ketika hendak melaksanakan sholat tahajud, sang adik, Fathimah, melapor kepada abang Hafidz, Mama mereka sedang sakit, badannya demam, jadi tidak bisa ikut sholat tahajud. Atas inisiatif dari Fatih, mereka melakukan sholat di kamar Mama, disamping tempat tidur Mama, supaya juga bisa sambil menjaga Mama. Di akhir sholat, mereka bertiga berdo'a dengan dipimpin oleh Hafidz yang jadi imam, memohon kepada Alloh agar diberikan kesembuhan kepada Mama mereka agar bisa melaksanakan sholat tahajud lagi bersama mereka. Mama rupanya mendengar doa dari tiga "malaikat" kecilnya ini, air mata menetes haru dan bersyukur kepada Alloh telah diberikan anugrah anak-anak yang sholeh dan sholihah seperti mereka. Sungguh, anak-anak yang terasing di jamannya.

Ada peristiwa menarik yang membuat kagum tetangga keluarga ini terhadap anak-anak mereka. Saat itu Hafidz masih berusia 4 tahun dan Fatih berusia 3 tahun. Mereka berdua ini sedang bermain di rumah tetangganya yang juga mempunyai anak sepantaran usia mereka. Seperti anak kecil lainnya, mereka bermain robot-robotan, mobil-mobilan, perang-perangan. Tidak terasa hari sudah menjelang masuk waktu dzuhur, dari masjid dekat rumah mereka sudah diperdengarkan lantunan murotal Al Qur'an sebagai tanda akan masuk waktu dzuhur. Fatih memanggil kakaknya, Hafidz. "Bang, sudah bunyi lagunya", Fatih menyebut suara murotal dari masjid itu dengan sebutan "lagu". "Ah iya, kita pulang dulu" jawab si Hafidz. Kemudian Hafidz berlari masuk kedalam rumah mencari mama temannya ini. "Umi, Hafidz sama Fatih pulang dulu ya, nanti main lagi kesini", suara Hafidz mengagetkan mama temannya yang sedang membuatkan kue. "Lho, tunggu dulu ya, ini kuenya sudah hampir matang. Makan kue dulu sama Luqman". "Nanti saja umi setelah sholat, assalammu'alaikum". Kemudian Hafidz menggandeng adiknya -Fatih- pulang kerumah. "Wa'alaikumsalam". Tetangganya ini -Mama Luqman- terheran-heran sekaligus kagum dengan anak-anak tetangga sebelah rumahnya ini. Setelah mengambil sarung dan kopyahnya, Hafidz dan Fatih  berlari menuju masjid yang jaraknya cuman 2 rumah dari rumahnya, sepertinya mereka tidak ingin ketinggalan sesuatu yang sangat berharga. "Assalammu'alaikum…" teriakan mereka berdua mengagetkan Mang Deden sang merbot masjid yang sedang membilas kain pel setelah dipakai mengepel lantai teras masjid. "Wa'alaikumsalam…aduh…hampir copot jantung mamang. Rupanya ada pejuang-pejuang Islam datang ke rumah Alloh nih…". Mang Deden ini orangnya sangat ramah dan disenangi oleh anak-anak kecil di lingkungan masjid. Dia sering bercerita tentang para sahabat dan para pahlawan Islam setelah selesai mengajar ngaji. Gaya berceritanya yang lucu dan mudah dicerna oleh anak-anak, membuatnya mudah untuk disenangi oleh anak-anak. Dia selalu menyebut anak-anak didiknya ini dengan sebutan pejuang Islam, hal ini dimaksudkan untuk memberikan afirmasi positif dalam alam bawah sadar anak-anak supaya semangat mencintai Islam dan membela Islam menyatu dalam jiwa mereka. Setelah ambil wudhu, Hafidz dan Fatih duduk di depan mimbar sholat. Mata mereka tidak lepas dari penunjuk waktu sholat digital yang ada di atas mimbar. Ketika waktu sudah menunjukkan waktu dzuhur, Hafidz menuju ke tempat wudhu, dijumpainya Mang Deden yang baru selesai wudhu.

"Mang, belnya sudah bunyi".
"Hari ini siapa yang giliran adzan?" tanya Mang Deden.
"Hafidz Mang…"

Rupanya ini yang tidak mau ketinggalan dari mereka, kesempatan melakukan adzan di masjid. Pada awalnya antara Hafidz dan Fatih selalu berebut jika mau adzan. Dan karena Hafidz yang lebih tua dan badannya lebih besar, seringkali Fatih selalu kalah. Akhirnya Mang Deden, membagi giliran adzan diantara mereka berdua. Kenapa kedua anak ini seneng sekali untuk adzan? rupanya mereka ini terobsesi oleh cerita tentang Bilal, sahabat Rasulalloh yang selalu dipercaya oleh Rasulalloh untuk adzan karena suaranya yang merdu.

Mang Deden mematikan rekaman murotal, kemudian menurunkan tiang microphone supaya Hafidz mudah menjangkaunya. Mulailah si Hafidz adzan. Suara khas anak-anak segera terdengar dari segala penjuru pengeras suara masjid, memanggil kaum muslimin untuk segera datang ke masjid melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.

Dan 9 tahun pun berlalu. Ketiga anak luar biasa ini sama-sama menginjak SMA. Hafidz kelas 3 SMA, Fatih kelas 2 SMA, dan Fathimah yang karena kecerdasannya diatas rata-rata, dia mengikuti program akselerasi dan duduk dikelas 1 SMA. Mereka bertiga sekolah di SMA yang sama. Jadi kalau berangkat sekolah selalu bertiga. Fathimah merasa aman karena kedua abangnya ini selalu melindunginya. Kadang mereka berangkat dengan menumpang mobil papanya yang masih tetap sama ketika mereka masih kecil, meskipun posisi jabatan papanya di kantor sudah sangat tinggi dan memang berhak untuk mendapatkan fasilitas mobil yang sesuai dengan jabatannya saat ini, namun seperti itulah keluarga terasing ini, prinsip "tidak mengambil kecuali apa yang memang dibutuhkannya" senantiasa dipegang teguh. Sang Mama dirumah menyibukkan diri dengan membimbing para remaja putri dan ibu-ibu di lingkungan rumahnya untuk menghafal Al Qur'an. Di sekolah, Hafidz tumbuh menjadi pemuda yang pendiam, tidak banyak bicara, menyenangi kegiatan yang banyak berhubungan dengan dunia tulis menulis dan penelitian. Tidak heran dia sudah 2 periode menjabat ketua KIR (Karya Ilmiah Remaja) di sekolahnya. Sedangkan Fatih, sangat menyenangi kegiatan organisasi dan petualangan, selain menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahnya, dia juga menjabat ketua Pecinta Alam. Adik bungsu mereka, Fathimah, aktif di kegiatan SKI (Sie Kerohanian Islam), dia mengajar ngaji teman-temannya dan membimbing mereka untuk menghafal Al Qur'an. Ketiga anak ini sungguh luar biasa, berkah dari hafalan 30 Juz Al Qur'an mereka, prestasi akademik mereka selalu nomor satu di angkatannya.

Masa SMA adalah masa-masa paling indah, begitu kata banyak orang. Dan itupun juga dirasakan oleh ketiga anak "terasing" ini. Mempunyai banyak teman, melakukan aktifitas ekstrakurikuler bersama teman, dan ketiga anak ini sangat dikenal di sekolah mereka, karena sifat ramah mereka. Namun ada yang aneh dengan mereka dan inilah yang kenapa mereka ini menjadi "anak-anak terasing dijamannya". Mereka tidak mempunyai pacar. Bukan karena tidak laku, sebenarnya banyak yang menaksir mereka. Fathimah adalah gadis tercantik disekolah itu, kecantikannya tidak hanya dikenal disekolahnya saja, bahkan sampai ke tetangga sekolah yang lain, sudah banyak teman-teman laki-laki yang berusaha mendekatinya namun entah kenapa setelah mengutarakan maksudnya ke Fathimah, mendadak mundur semua.  Dan kedua abangnya ini juga mempunyai wajah sangat tampan, tidak ada gadis disekolahnya yang tidak berusaha untuk menarik perhatian kedua pemuda ini. Bahkan sampai ada beberapa yang nekat mengutarakan terang-terangan maksudnya menyukai mereka.

Sebenarnya apa yang menyebabkan ketiga anak ini sepintas kelihatan "sok jual mahal". Rupanya nilai-nilai Islam dan 30 juz Al Qur'an di dada mereka yang membuat mereka selalu dijaga oleh Alloh SWT dari pergaulan yang berpotensi menjurus ke mendekati zina. Mereka selalu teringat pesan dari Papa mereka ketika si Hafidz sudah mendapatkan mimpi dewasa pertamanya sebagai pertanda bahwa sudah baligh, "Hafidz, mimpi yang kamu alami itu adalah wajar, itu artinya Alloh sudah mengangkatmu sebagai pria dewasa yang sudah bisa bertanggung jawab sendiri terhadap amal perbuatanmu sendiri. Manfaatkan kepercayaan Alloh ini dengan lebih banyak mengisi amalan-amalan baik. Alloh juga sudah memberikan kepercayaan kepadamu untuk dapat memilih jodohmu sendiri dengan memberikan rasa ketertarikan kepada lawan jenismu. Pilihlah jodohmu sebagaimana yang Rasulalloh ajarkan, yaitu utamakan yang paling baik agamanya. Dan gunakan cara-cara yang juga diajarkan oleh Alloh melalui Rasul-Nya. Jika kamu memang sudah memiliki ketertarikan kepada seorang gadis dan baik agamanya, jadilah laki-laki yang jantan dengan datangi walinya dan mintalah ijinnya untuk menikahinya, bukan untuk kamu pacari. Pacaran itu lebih cenderung ke kemaksiatan, cenderung ke perzinahan, Alloh sudah peringatkan kita untuk menjauhi zina. Nasihat Papa ini juga berlaku untuk Fatih dan Fathimah jika masa baligh itu kalian alami kelak. Terutama untuk Fathimah, kamu akan tumbuh menjadi gadis yang cantik, akan banyak nanti teman-teman laki-lakimu yang menaruh hati padamu. Pilihlah laki-laki yang paling baik agamanya dan mampu menjadi imammu nanti dalam keluargamu. Jika ada yang mendekatimu dan baik agamanya serta mampu menjadi imam bagimu, pintalah dia untuk datang ke rumah menemui Papa. Lebih baik Papa menikahkanmu meskipun kamu masih sekolah di SMA daripada Papa membiarkanmu pacaran".

Rupanya inilah yang menyebabkan kenapa banyak anak laki-laki yang mundur teratur begitu mendapat jawaban dari Fathimah ketika mereka mengungkapkan perasaannya kepadanya. Hal serupa juga terjadi pada Hafidz dan Fatih. Pernah ada seorang anak laki-laki dari sekolah lain yang berusaha mendekati Fathimah, bahkan sampai anak laki-laki ini mengajak kedua orang tuanya datang ke rumah Fathimah. Sampai di rumah Fathimah, sempat terjadi kesalahpahaman. Rupanya kedua orang tua si anak laki-laki ini tidak diberitahu tujuan sebenarnya mereka diajak bertandang ke rumah Fathimah.

"Mohon maaf Bapak dan Ibu, kami mengira bahwa acara ini hanya undangan makan malam biasa. Putra kami tidak pernah mengatakan bahwa tujuan datang kerumah ini adalah untuk meminang nak Fathimah. Terus terang kami tidak setuju jika harus menikahkan anak kami, karena selain masih terlalu muda, mereka juga masih sekolah. Lebih baik biarkan saja pacaran dulu agar mereka saling mengenal satu sama lain terlebih dahulu".

"Mengenai hal itu, kami serahkan kepada putri kami Fathimah yang menjawabnya"

"Kak Rahman, Om dan Tante. Terima kasih sudah berkenan datang ke rumah kami. Mohon maaf sebelumnya jika ucapan Fathimah ini dirasa kurang sopan. Fathimah hanya ingin yang sudah dihalalkan oleh Alloh saja. Saya menghargai sebagian orang dan teman-teman yang memilih jalan berpacaran dulu sebelum menikah, akan tetapi Fathimah sudah diajarkan untuk menjaga kehormatan Fathimah sebagai perempuan yang hanya akan Fathimah serahkan kepada laki-laki yang menjadi suami Fathimah kelak. Biarlah Fathimah dipandang sebagai perempuan yang kolot dan ketinggalan jaman dimata banyak orang sekarang ini, daripada mendapatkan laknat dari Alloh. Fathimah mencintai Alloh dan Rasul-Nya, oleh sebab itu fathimah hanya akan mengikuti apa-apa yang diajarkan oleh Alloh dan Rasul-Nya. Berpacaran itu jalan menuju ke perzinahan, Alloh sudah mengingatkan dengan keras untuk menjauhi zina. Ketika dalam pacaran, status Kak Rahman masih belum hahal untuk fathimah karena belum menjadi mahram. Bagi Fathimah, lebih baik menjadi janda karena pernikahan daripada hamil karena pacaran"

to be continued……………:





Jumat, 01 Maret 2013

RASULULLAH MENANGIS KETIKA DI PADANG MAHSYAR

Dari Usman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim daripada Abbas ra, bapa saudara Rasulullah SAW dari Rasulullah SAW telah bersabda, yang bermaksud: “Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkit kan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang t iada kebanggaan. Bagiku ada syafaat padaharikiamat yangtiadakemegahan.Benderapujianditangankudannabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umat ku adalah umat yang t erbaik. Mereka adalah umat yang pert ama dihisab sebelum umat yang lain. Ket ika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) t anah yang ada di at as kepala mereka. Mereka semua akan berkat a: “Kami bersaksi bahawa t iada T uhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahawa Muhammad itu Rasulullah.Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah Taala serta dibenarkan oleh para rasul.”
Ibnu Abbas ra berkat a: “Orang yang pert ama dibangkit kan dari kubur di hari kiamat ialah
Muhammad SAW. Jibril as akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pula datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pula datang dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga.”
Jibril as akan menyeru: “Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad SAW?”
Bumi akan berkat a: “Sesungguhnya, T uhanku t elah menjadikan aku hancur. T elah hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-ganangku.Aku tidak tahu dimana kubur Muhammad SAW.”
Rasulullah SAW bersabda: “Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi Muhammad SAWkeawanlangit.Maka,empat malaikat beradadiataskubur.”
Israfil bersuara: “Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!”
Maka, kubur t erbelah dua. Pada seruan yang kedua pula, kubur mula t erbo ngkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah SAW berdiri, baginda SAW telah membuang tanah di atas kepala danjanggut bagindaSAW.BagindaSAWmelihat kanandankiri.BagindaSAWdapati,tiadalagi bangunan.Baginda SAW menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi.
Jibril as berkat a kepadanya: “Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi Allah T aala di t empat yang luas.”
Baginda SAW bertanya, “Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?”
Jibril as menjawab: “Wahai Muhammad! Janganlah kamu t akut ! Inilah hari kiamat . Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembent angan Allah T aala.”
Baginda SAW bersabda: “Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!”
Jibril as berkat a: “Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?”
Baginda SAW bersabda: “Bukan seperti itu pertanyaanku.”
Jibril as berkat a: “Adakah kamu t idak melihat bendera kepujian yang t erpacak di at asmu?”
Baginda SAW bersabda:“Bukan itu maksud pertanyaanku.Aku bertanya kepadamu akan umat ku. Di mana perjanjian mereka?”
Jibril as berkat a: “Demi keagungan T uhanku! T idak akan t erbo ngkar o leh bumi daripada manusia, sebelummu?”
Baginda SAW bersabda: “Nescaya akan, kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafaatkan umatku.”
Jibril as berkata kepada baginda SAW: “Tungganglah Buraq ini wahai Muhammad SAW dan pergilah ke hadapan Tuhanmu!”
Jibril as datang bersama Buraq ke arah Nabi Muhammad SAW. Buraq cuba meronta-ronta. Jibril
as berkat a kepadanya: “Wahai Buraq! Adakah kamu t idak malu dengan makhluk yang paling baik dicipta oleh Allah Taala? Sudahkah Allah Taala perintahkan kepadamu agar mentaatinya?”
Buraq berkat a: “Aku t ahu semua it u. Akan t et api, aku ingin dia mensyaf aat iku agar memasuki syurga sebelum dia menunggangku. Sesungguhnya, Allah T aala akan dat ang pada hari ini di dalam keadaan marah. Keadaan yang belum pernah t erjadi sebelum ini.”
Baginda SAW bersabda kepada Buraq:“Ya! Sekiranya kamu berhajatkan syafaatku, nescaya aku memberi syaf aat kepadamu.”
Setelah berpuas hati, Buraq membenarkan baginda SAW menunggangnya lalu dia melangkah. Setiap langkahan Buraq sejauh pandangan mata. Apabila Nabi Muhammad SAW berada di
Bait ul Maqdis di at as bumi dari perak yang put ih, malaikat Israf il as menyeru: “Wahai t ubuh- tubuh yang telah hancur, tulang-tulang yang telah reput, rambut-rambut yang bertaburan dan urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke perhimpunan T uhan yang Maha Perkasa.
Roh-roh telah diletakkan di dalam tanduk atau sangkakala. Di dalamnya ada beberapa tingkat dengan bilangan ro h makhluk. Set iap ro h, akan didudukkan berada di dalam t ingkat . Langit di at as bumi akan menurunkan hujan dari laut an kehidupan akan air yang sangat pekat sepert i air manilelaki.Daripadanya,terbinalahtulang-tulang.Urat-urat memanjang.Dagingkulit danbulu akan t umbuh. Sebahagian mereka akan kekal ke at as sebahagian t ubuh t anpa ro h.
Allah T aala berf irman: “Wahai Israf il! T iup t anduk at au sangkakala t ersebut dan hidupkan mereka dengan izinKu akan penghuni kubur. Sebahagian mereka adalah golongan yang gembira dan suka. Sebahagian dari mereka adalah golongan yang celaka dan derita.”
Malaikat Israfilasmenjerit:“Wahairoh-rohyangtelahhancur!Kembalilahkamukepadatubuh-
t ubuh mu. Bangkit lah kamu unt uk dikumpulkan di hadapan T uhan semest a alam.”
Allah Taala berfirman:“Demi keagungan dan ketinggianKu! Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!”
Apabila roh-roh mendengar sumpah Allah Taala, roh-roh pun keluar untuk mencari jasad mereka. Maka, kembalilah ro h pada jasadnya. Bumi pula t erbo ngkar dan mengeluarkan jasad- jasadmereka.Apabilasemuanyasedia,masing-masingmelihat. NabiSAWdudukdipadang pasirBaitulMaqdis,melihat makhluk-makhluk.Merekaberdirisepertibelalangyang berterbangan.70umat berdiri.Umat NabiMuhammadSAWmerupakansatuumat (kumpulan). Nabi SAW berhenti memperhatikan ke arah mereka. Mereka seperti gelombang lautan.
Jibril as menyeru: “Wahai sekalian makhluk, dat anglah kamu semua ke t empat perhimpunan yang telah disediakan oleh Allah Taala.”
Umat-umat datangdidalamkeadaansatu-satukumpulan.SetiapkaliNabiMuhammadSAW berjumpa satu umat, baginda SAW akan bertanya: “Di mana umatku?”
Jibril as berkat a: “Wahai Muhammad! Umat mu adalah umat yang t erakhir.”
ApabilanabiIsaasdatang,Jibrilasmenyeru:Tempatmu!” MakanabiIsaasdanJibrilas menangis.
Nabi Muhammad SAW berkata: “Mengapa kamu berdua menangis.”
Jibril as berkat a: “Bagaimana keadaan umat mu, Muhammad?”
Nabi Muhammad bert anya: “Di mana umat ku?”
Jibril as berkat a: “Mereka semua t elah dat ang. Mereka berjalan lambat dan perlahan.”
Apabila mendengar cerita demikian, Nabi Muhammad SAW menangis lalu bertanya: “Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?”
Jibril as berkata: “Lihatlah mereka wahai Muhammad SAW!”
Apabila Nabi Muhammad SAW melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan selawat kepada baginda SAW dengan apa yang telah Allah Taala muliakannya.Mereka gembira kerana dapat bertemu dengan baginda SAW.Baginda SAW juga gembira terhadap mereka.Nabi Muhammad SAW bertemu umatnya yang berdosa. Mereka menangis serta memikul beban di at as belakang mereka sambil menyeru: “Wahai Muhammad!”
Air mata mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Wahai umatku.” Mereka berkumpul di sisinya. Umat-umatnya menangis.
Ket ika mereka di dalam keadaan demikian, t erdengar dari arah Allah T aala seruan yang menyeru: “Di mana Jibril?”
Jibril as berkat a: “Jibril di hadapan Allah, T uhan semest a alam.”
Allah T aala berf irman di dalam keadaan Dia amat menget ahui sesuat u yang t ersembunyi: “Di mana umat Muhammad SAW?”
Jibril as berkat a: “Mereka adalah sebaik umat .”
Allah Taala berfirman:“Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasihKu Muhammad SAW bahawa umat nya akan dat ang unt uk dit ayangkan di hadapanKu.”
Jibril as kembali di dalam keadaan menangis lalu berkat a: “Wahai Muhammad! Umat mu t elah datang untuk ditayangkan kepada Allah Taala.”
Nabi Muhammad SAW berpaling ke arah umatnya lalu berkata: “Sesungguhnya kamu telah dipanggil unt uk dihadapkan kepada Allah T aala.”
Orang-orang yang berdosa menangis kerana terkejut dan takut akan azab Allah Taala.Nabi Muhammad SAW memimpin mereka sebagaimana pengembala memimpin ternakannya menuju
di hadapan Allah Taala.Allah Taala berfirman:“Wahai hambaKu! Dengarkanlah kamu baik-baik kepadaKu tuduhan apa-apa yang telah diperdengarkan bagi kamu dan kamu semua melakukan dosa!”
Hamba-hamba Allah Taala terdiam.Allah Taala berfirman:“Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa yang t elah mereka usahakan. Hari ini, Aku akan memuliakan sesiapa yang mentaatiKu. Dan, Aku akan mengazab sesiapa yang menderhaka terhadapKu. Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik, penjaga neraka! Katakanlah kepadanya, bawakan Jahanam!”
Jibril pergi berjumpa Malik, penjaga neraka lalu berkat a: “Wahai Malik! Allah T aala t elah memerintahkanmu agar membawa Jahanam.”
Malik bert anya: “Apakah hari ini?”
Jibril menjawab: “Hari ini adalah hari kiamat . Hari yang t elah dit et apkan unt uk membalas set iap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan.”
Malik berkat a: “Wahai Jibril! Adakah Allah T aala t elah mengumpulkan makhluk?” Jibril menjawab: “Ya!”
Malik bert anya: “Di mana Muhammad dan umat nya?”
Jibril berkat a: “Di hadapan Allah T aala!”
Malik bert anya lagi: “Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran t erhadap kepanasan nyalaan Jahanam apabila mereka melintasinya sedangkan mereka semua adalah umat yang lemah?”
Jibril berkat a: “Aku t idak t ahu!”
Malik menjerit ke arah neraka dengan sekali jerit an yang menggerunkan. Neraka berdiri di at as tiang-tiangnya.Nerakamempunyaitiang-tiangyangkeras,kuat danpanjang.Apidinyalakan sehingga tiada kekal mata seorang dari makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya menangis).
Air mata sudah terhenti manakala air mata darah manusia mengambil alih. Kanak-kanak mula beruban rambut. Ibu-ibu yang memikul anaknya mencampakkan mereka. Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya t idak mabuk.
Rasulullah SAW Membela Umatnya
Di padang mahsyar orang yang mula-mula berusaha ialah nabi Ibrahim as. Baginda bergantung dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: “T uhanKu dan Penguasaku! Aku adalah khalilMu Ibrahim. Kasihanilah kedudukanku pada hari ini! Aku t idak memint a kejayaan Ishak dan anakku pada hari ini.”
AllahTaalaberfirman:“WahaiIbrahim!Adakahkamumelihat Kekasihmengazabkekasihnya.”
Nabi Musa as dat ang. Baginda bergant ung dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: “KalamMu. Aku tidak meminta kepadaMu melainkan diriku.Aku tidak meminta saudaraku Harun.
Selamat kanlah aku dari kacau bilau Jahanam!”
Isa as dat ang di dalam keadaan menangis. Baginda bergant ung dengan Arsy lalu menyeru: “Tuhanku... Penguasaku..Penciptaku! Isa roh Allah.Aku tidak meminta melainkan diriku. Selamat kanlah aku dari kacau bilau Jahanam!”
Suara jeritan dan tangisan semakin kuat. Nabi Muhammad SAW menyeru: “Tuhanku.. Penguasaku Penghuluku.... !Aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta untuk umatku dariMu!”
Ket ika it u juga, neraka Jahanam berseru: “Siapakah yang memberi syaf aat kepada umat nya?”
Neraka pula berseru: “Wahai T uhanku... Penguasaku dan Penghuluku! Selamat kanlah Muhammad dan umat nya dari seksaannya! Selamat kanlah mereka dari kepanasanku, bara apiku, penyeksaanku dan azabku! Sesungguhnya mereka adalah umat yang lemah. Mereka tidak akan sabar dengan penyeksaan.”
Malaikat Zabaniah menolaknya sehingga terdampar di kiri Arsy. Neraka sujud di hadapan T uhannya.
AllahTaalaberfirman:“Dimanamatahari?” Maka, mataharidibawamengadapAllahTaala.Ia berhent i di hadapan Allah T aala.
Allah T aala berf irman kepadanya: “Kamu! Kamu t elah memerint ahkan hambaKu unt uk sujud kepada kamu?”
Mat ahari menjawab. “T uhanku! Maha Suci diriMu! Bagaimana aku harus memerint ahkan mereka berbuat demikian sedangkan aku adalah hamba yang halus?”
Allah T aala berf irman: “Aku percaya!”
Allah T aala t elah menambahkan cahaya dan kepanasannya sebanyak 70 kali ganda. Ia t elah dihampirkan dengan kepala makhluk.”
Ibnu Abbas r.h. berkat a: “Peluh manusia bert it i dan sehingga mereka berenang di dalamnya. Otak-otak kepala mereka menggeleggak seperti periuk yang sedang panas. Perut mereka menjadi sepert i jalan yang sempit .
Airmatamengalirsepertiairmengalir.Suararatapumat-umat manusiasemakinkuat.
Nabi Muhammad SAW lebih-lebih lagi sedih. Air matanya telah hilang dan kering dari pipinya. Sekali, baginda SAW sujud di hadapan Arsy dan sekali lagi, baginda SAW rukuk untuk memberi syafaat bagiumatnya.
Para Nabi melihat keluh kesah dan t angisannya. Mereka berkat a: “Maha Suci Allah! Hamba yang paling dimuliakan Allah T aala ini begit u mengambil berat , hal keadaan umat nya.
Daripada Thabit Al-Bani, daripada Usman Am Nahari berkata: “Pada suatu hari Nabi SAW menemui Fatimah Az-Zahara’ r.h. Baginda SAW dapati, dia sedang menangis.”
Baginda SAW bersabda:“Permata hatiku! Apa yang menyebabkan dirimu menangis?” Fat imah menjawab: “Aku t eringat akan f irman Allah T aala.”
“Dan, kami akan mehimpunkan, maka Kami tidak akan mengkhianati walau seorang daripada mereka.”
Lalu Nabi SAW pun menangis. Baginda SAW bersabda: “Wahai permata hatiku! Sesungguhnya, aku t eringat akan hari yang t erlalu dahsyat . Umat ku t elah dikumpulkan pada hari kiamat dikelilingi dengan perasaan dahaga dan t elanjang. Mereka memikul do sa mereka di at as belakang mereka. Air mat a mereka mengalir di pipi.”
Fat imah r.h. berkat a: “Wahai bapaku! Apakah wanit a t idak merasa malu t erhadap lelaki?”
Baginda SAW menjawab: “Wahai Fatimah! Sesungguhnya, hari itu, setiap orang akan sibuk dengan unt ung nasib dirinya. Adapun aku t elah mendengar Firman Allah T aala:” Bagi set iap orang dari mereka, di hari itu atau satu utusan yang melalaikan dia.( Abasa: 37)
Fat imah ra. bert anya: “Di mana aku hendak mendapat kanmu di hari kiamat nant i, wahai bapaku?”
Baginda SAW menjawab: “Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga ketika aku sedang memberi minum umat ku.”
Fat imah r.h. bert anya lagi: “Sekiranya aku dapat i kamu t iada di t elaga?”
BagindaSAWbersabda:“Kamuakanmenjumpaikudi atasSirat sambildikelilingiparaNabi.Aku akan menyeru:“Tuhan Kesejahteraan! Tuhan Kesejahteraan! Para malaikat akan menyambut: “Aamiin.”
Ket ika it u juga, t erdengar seruan dari arah Allah T aala lalu berf irman: “Nescaya akan mengikut i kata-katanya pada apa yang kamu sembah.”
Set iap umat akan berkumpul dengan sesuat u yang mereka sembah. Ket ika it u juga, neraka Jahanam melebarkan tengkuknya lalu menangkap mereka sebagaimana burung mematuk kacang.
Apabila seruan dari t engah Arsy kedengaran, maka manusia yang menyembahNya dat ang beriring. Sebahagian daripada o rang yang berdiri di sit u berkat a: “Kami adalah umat Muhammad SAW!”
Allah Taala berfirman kepada mereka:“Mengapa kamu tidak mengikuti orang yang kamu sembah?”
Mereka berkat a: “Kami t idak menyembah melainkan T uhan Kami. Dan, kami t idak menyembah selainNya.”
Mereka dit anya lagi: “Kami mengenali T uhan kamu?”
Mereka menjawab: “Maha Suci diriNya! T iada yang kami kenali selainNya.”
Apabila ahli neraka dimasukkan ke dalamnya untuk diazab, umat Muhammad SAW mendengar bunyi pukulan dan jerit an penghuni neraka. Lalu malaikat Z abaniah mencela mereka. Mereka berkata:“Marilahkitapergimemintasyafaat kepadaMuhammadSAW!”
Manusia berpecah kepada tiga kumpulan.
1. Kumpulan orang tua yang menjerit-jerit.
2. Kumpulan pemuda.
3. Wanita yang bersendirian mengelilingi mimbar-mimbar.
Mimbar para Nabi didirikan di at as kawasan lapang ket ika kiamat . Mereka semua berminat terhadap mimbar Nabi Muhammad SAW. Mimbar Nabi Muhammad SAW terletak berhampiran dengan t empat berlaku kiamat . Ia juga merupakan mimbar yang paling baik, besar dan cant ik. Nabi adam as dan isterinya Hawa berada di bawah mimbar Nabi SAW.
Hawa melihat ke arah mereka lalu berkata: “Wahai Adam! Ramai dari zuriatmu dari umat Muhammad SAW serta cantik wajah mereka. Mereka menyeru: “Di mana Muhammad?”
Merekaberkata:“Kamiadalahumat MuhammadSAW.Semuaumat telahmengiringiapayang mereka sembah. Hanya t inggal kami sahaja. Mat ahari di at as kepala kami. Ia t elah membakar kami. Neraka pula, cahaya juga t elah membakar kami. T imbangan semakin berat . Oleh it u tolonglah kami agar memohon kepada Allah Taala untuk menghisab kami dengan segera! Sama ada kami akan pergi ke syurga at au neraka.”
Nabi Adam as berkata: “Pergilah kamu dariku! Sesungguhnya aku sibuk dengan dosa-dosaku. Aku mendengar firman Allah Taala:Dan dosa Adam terhadap Tuhannya kerana lalai.Mereka pergi berjumpa nabi Nuh as yang t elah berumur, umur yang panjang dan sangat sabar. Mereka menghampirinya. Apabila nabi Nuh as melihat mereka, dia berdiri.
Pengikut (umat Nabi Muhammad SAW) berkata:“Wahai datuk kami, Nuh! Tolonglah kami
t erhadap T uhan kami agar Dia dapat memisahkan di ant ara kami dan mengut uskan kami dari ahli syurga ke syurga dan ahli neraka ke neraka.”
Nabi Nuh as berkata: “Sesungguhnya, aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah mendoakan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu dengan T uhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih
Allah Taala! Mintalah kepadanya agar menolong kamu!”
Nabi Ibrahim as berkata: “Sesungguhnya aku pernah berbohong di dalam usiaku sebanyak tiga pembohongandidalamIslam.Akutakut denganTuhanku.PergilahkamuberjumpaMusaas! Mintalah pertolongan darinya!”
Nabi Musa as berkata: “Aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah membunuh seorang jiwa
t anpa hak. Aku membunuhnya bukan dari kemahuanku sendiri. Aku dapat i dia melampaui bat as terhadapseoranglelakiIslam.Akuinginmemukulnya.Akuterperanjat keranamenyakitinyalalu menumbuklelakitersebut.Iajatuhlalumati.Akutakut terhadaptuntutandosaku.Pergilahkamu berjumpa Isa as!”
Mereka pergi berjumpa nabi Isa a.s. Nabi Isa a.s. berkat a: “Sesungguhnya Allah T aala t elah melaknat orang-orang Kristian. Mereka telah mengambil aku, ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah T aala. Hari ini, aku malu unt uk bert anya kepadaNya mengenai ibuku Mariam.”
Mariam, Asiah, Khadijah dan Fatimah Az-Zahra’ sedang duduk. Ketika Mariam melihat umat NabiMuhammadSAWdiaberkata:“Iniumat NabiMuhammadSAW.Merekatelahsesat dari Nabi mereka.”
Suara Mariam, telah didengari oleh Nabi Muhammad SAW Nabi Adam a.s. berkata kepada nabi Muhammad SAW. “Ini umatmu, wahai Muhammad! Mereka berkeliling mencarimu untuk meminta syafaat kepada Allah Taala.”
NabiMuhammadSAWmenjerit dariatasmimbarlalubersabda:“Marilahkepadaku,wahai umat ku! Wahai sesiapa yang beriman dan t idak melihat ku. Aku t idak pernah lari dari kamu melainkan aku sentiasa memohon kepada Allah Taala untukmu!”
Umat Nabi Muhammad SAW berkumpul di sisinya.
T erdengar suara seruan: “Wahai Adam! Ke marilah kepada T uhanmu!” Nabi Adam as berkat a: “Wahai Muhammad! Tuhanku telah memanggilku. Moga-moga Dia akan meminta kepadaku.”
Nabi Adam as pergi menemui Allah T aala. Allah T aala berf irman kepadanya: “Wahai Adam! Bangunlah dan hantarkan anak-anakmu ke neraka!”
Nabi Adam as bert anya: “Berapa ramai unt ukku kirimkan?”
Allah Taala berfirman:Setiap seribu lelaki kamu hantarkan seorang ke syurga, 999 orang ke neraka.”
AllahTaalaberfirmanlagi:“WahaiAdam!SekiranyaAkutidakmelaknat orangyangberdusta dan Aku haramkan pembohongan, nescaya Aku akan mengasihi anakmu keseluruhannya. Akan, tetapi, Aku telah janjikan syurga bagi orang yang mentaatiKu Neraka pula bagi orang yang menderhakaiKu Aku tidak akan memungkiri janji. Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan (timbangan). Sesiapa yang mempunyai berat pada kebaikannya daripada dosanya walaupun
seberat biji sawi, bawalah dia unt uk memasuki syurga t anpa perlu berunding denganKu! Sesungguhnya Aku telah menjadikan bagi mereka, satu kejahatan dengan satu dosa. Manakala satu kebaikan dengan sepuluh pahala agar memberitahu mereka bahawa, sesungguhnya Aku
t idak akan memasukkan mereka ke dalam neraka melainkan set iap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang yang melampaui batas.”
Nabi Adam as berkat a: “T uhanku! Penguasaku! Engkau lebih ut ama bagi menghisab berbanding aku. Hamba it u adalah hambaMu dan Engkau Maha Menget ahui sesuat u yang ghaib!”

Detik-Detik Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-Syafi’i di kitabnya An-Ni’matul Kubraa ‘Alal ‘Aalam hal. 61 telah menyebutkan ;
Bahwa sesungguhnya pada bulan kesembilan kehamilan Sayyidah Aminah (bulan Rabi’ul Awwal), saat hari-hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad sudah semakin dekat, Allah SWT semakin melimpahkan berbagai macam anugerahnya kepada Sayyidah Aminah, mulai malam tanggal satu hingga malam tanggal 12 Bulan Rabi’ul Awwal malam kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW;
Pada malam tanggal 1 Allah SWT melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa kepada Sayyidah Aminah, sehingga Beliau merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Pada malam tanggal 2 datang seruan berita gembira kepadanya bahwa sebentar lagi dirinya akan mendapati anugerah agung yang luar biasa dari Allah SWT.

Pada malam tanggal 3 datang seruan memanggil kepadanya…”Wahai Aminah, sudah dekat saatnya Engkau akan melahirkan Nabi Agung Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah SWT”.
Pada malam tanggal 4 Sayyidah Aminah mendengar beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan sangat jelas sekali.
Pada malam tanggal 5 Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabiyyullah Ibrahim AS Khalilullah.
Pada malam tanggal 6 Sayyidah Aminah melihat cahaya Rasulullah SAW memenuhi segala penjuru alam semesta.
Pada malam tanggal 7 Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira, sehingga kebahagiaan dan kedamaiannya semakin memuncak.
Pada malam tanggal 8 Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut sangat jelas mengumandangkan….”Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat saat kelahiran Nabi Agung Kekasih Allah SWT Pencipta alam semesta..”
Pada malam tanggal 9 Allah SWT semakin mengucurkan limpahan Belas Kasih Sayangnya kepada Sayyidah Aminah, sehingga tidak ada sedikitpun rasa sedih, susah atau sakit dalam diri dan jiwa Sayyidah Aminah.
Pada malam tanggal 10 Sayyidah Aminah melihat tanah Khoif dan Mina ikut bergembira ria menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW .
Pada malam tanggal 11 Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.
Maka, pada malam 12 Bulan Rabi’ul Awwal, langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun, saat itu Sayyid Abdul Muthalib sedang bermunajat kepada Allah SWT di sekitar Ka’bah, dan Sayyidah Aminah sendirian di rumah, tanpa ada seorangpun yang menemaninya, tiba-tiba Beliau Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah, dan perlahanan-lahan muncul empat wanita yang sangat anggun nan cantik jelita dan diliputi cahaya yang memancar berkemilauan serta semerbak harum wewangian memenuhi seluruh ruangan. Tiba-tiba wanita pertama datang dan berkata kepada Sayyidah Aminah;
………”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung junjungan alam semesta Baginda Nabi Muhammad SAW. Kenalilah olehmu sesungguhnya aku ini adalah Hawwa’ Ibunda seluruh umat manusia. Aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu….
Kemudian Ibu Hawwa’ duduk di samping kanan Sayyidah Aminah. Dan mendekat lagi wanita yang kedua kepada Sayyidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya;
………”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Baginda Nabi Muhammad SAW, seorang Nabi Agung yang dianugerahi Allah SWT kesucian yang sempurna pada diri dan kepribadiannya. Nabi Agung yang ilmunya sebagai sumber seluruh ilmunya para Nabi dan para kekasihnya Allah SWT. Nabi Agung yang cahayanya meliputi seluruh alam. Dan ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku ini adalah Sarah istri Nabiyyullah Ibrahim As, aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu.”
Kemudian Sayyidah Sarah duduk di sebelah kiri Sayyidah Aminah. Maka, wanita ketigapun kemudian mendekat dan menyampaikan berita gembira kepadanya;
………”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad SAW Kekasih Allah SWT yang paling agung, dan insan sempurna yang paling utama mendapati pujian dari Allah SWT dan dari seluruh makhuk-Nya. Perlu engkau ketahui sesungguhnya aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu”.
Kemudian sayyidah Asiyah binti Muzahim tersebut duduk di belakang Sayyidah Aminah. Sejenak Sayyidah Aminah semakin kagum, karena wanita yang ke empat adalah lebih anggun berwibawa dan memiliki kecantikan luar biasa. Kemudian mendekat kepada Sayyidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira;
………”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad SAW yang dianugerahi Allah SWT berbagai macam mukjizat yang sangat agung dan sangat luar biasa, Beliaulah junjungan seluruh penghuni langit dan bumi, hanya untuk Beliau semata segala bentuk Sholawat (Rahmat Ta’dhim) Allah SWT dan Salam Sejahtera-Nya yang sempurna. Ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku adalah Maryam Ibunda Nabiyyullah Isa AS. Kami semua ditugaskan Allah SWT untuk menemanimu demi menyambut kehadiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Kemudian Sayyidah Maryam Ibunda Nabiyyullah Isa AS duduk mendekatkan diri di depan Sayyidah Aminah. Maka, keempat wanita suci mulia nan agung di sisi Allah SWT tersebut kemudian merapat dan mengelilingi diri Ibunda Rasulullah Muhammad SAW Sayyidah Aminah Binti Wahab, sehingga Ibunda Rasulullah SAW semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan dalam jiwanya. Kebahagiaan dan keindahan yang dialami oleh Ibunda Rasulullah SAW saat itu, tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Dan peristiwa demi peristiwa yang sangat agung, semakin Allah SWT limpahkan demi penghormatan besar kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Keajaiban berikutnya adalah Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya saling berdatangan silih berganti memasuki ruangan Sayyidah Aminah dan mereka memanjatkan puja puji dan tasbih kepada Allah SWT dengan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda.
Detik berikutnya adalah Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh Beliau berbagai macam bintang-bintang di angkasa raya yang sangat indah berkilauan yang saling berterbangan di langit ke segenap penjuru angkasa yang sangat cerah dipenuhi cahaya.
Maka, detik berikutnya adalah Allah SWT perintahkan kepada Malaikat Ridlwan penjaga sorga agar mengomando semua bidadari sorga supaya berdandan rapi cantik jelita dan memakai segala macam bentuk perhiasan kain sutera dengan bermahkotakan emas, intan permata yang gemerlapan dan menebarkan wewangian sorga yang harum semerbak ke segala arah demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, Allah SWT limpahkan mandat khusus kepada Malaikat Jibril AS untuk mengemban tugas agung dalam momen yang paling agung dan bersejarah bagi seluruh makhluk Allah SWT, Firman Allah SWT kepadanya;
يا جبريل صف راح الأرواح في أقداح الشراب يا جبربل انشر سجادات القرب والوصال لصاحب النور والرفعة والإتصال يا جبريل مر مالكا أن يغلق أبواب النيران يا جبريل قل لرضوان أن يفتح أبواب الجنان يا جبريل البس حلة الرضوان يا جبريل اهبط إلى الأرض بالملائكة الصافين والمقربين والكروبيين والحافين يا جبريل ناد في السموات والأرض في طولها والعرض قد آن أوان اجتماع المحب بالمحبوب والطالب بالمطلوب
Yang artinya kurang lebih;
“Hai Jibril, serukanlah kepada seluruh arwah suci para Nabi, para Rasul dan para Wali agar berkumpul berbaris rapi menyambut kedatangan Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, bentangkanlah hamparan kemuliaan dan keagungan derajat Al-Qurb dan Al-Wishal kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang memiliki Nur dan Maqam luhur di Sisi-Ku. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Malik agar menutup semua pintu neraka. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Ridlwan agar membuka seluruh pintu sorga. Hai Jibril, pakailah olehmu Hullah Ar-Ridlwan (pakaian khusus yang diliputi Keridloan-Ku) demi menyambut Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, turunlah ke bumi dengan membawa seluruh pasukan malaikat, para Malaikat Muqarrabin, para Malaikat Karubiyyin, para Malaikat yang selalu mengelilingi ‘Arasy, suruh mereka semua turun ke bumi dan berbaris rapi demi memuliakan dan mengagungkan kedatangan Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, kumandangkanlah seruan di seluruh penjuru langit hingga lapis ke tujuh dan di segenap penjuru bumi hingga lapisan paling dalam, beritakan kepada seluruh makhluk-Ku bahwa sesungguhnya …Sekarang telah tiba saatnya kedatangan Nabi akhir zaman, Nabi Agung kekasih Allah SWT, Baginda Nabi Muhammad SAW ………….
Kemudian seketika itu pula Malaikat Jibril AS secepat kilat langsung melaksanakan seluruh mandat khusus dan agung dari Allah SWT tersebut. Serentak Beliau bawa seluruh pasukan malaikat turun ke bumi hingga memenuhi seluruh gunung-gunung Makkah dan berbaris rapi meliputi seluruh tanah suci Makkah. Sayap-sayap mereka terlihat laksana mega-mega putih berkilauan memenuhi angkasa. Dan saat itu pula seluruh hewan-hewan yang ada di segenap penjuru di bumi, di lautan dan di angkasa bersuka cita demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW.
Ibunda Rasulullah SAW Sayyidah Aminah berkata; Saat itu pula, dengan ijin Allah SWT, bisa terlihat jelas olehku gedung-gedung yang ada di Syiria dan Palestina. Aku juga melihat tiga pilar bendera yang dibawa oleh para malaikat. Yang satu ditancapkan di jagad timur, yang satu ditancapkan di jagad barat dan yang satunya lagi di atas Ka’bah Baitullah. Dalam keadaan yang dipenuhi oleh misteri segala keajaiban yang sedemikian rupa, seketika pula datang serombongan burung-burung bercahaya yang indah memenuhi ruanganku, datang silih berganti. Paruh dan sayapnya adalah berupa mutiara zamrud dan yaqut yang indah sekali. Burung-burung tersebut menebarkan berbagai macam mutiara dan permata yang beraneka ragam indahnya di ruanganku. Setelah itu mereka serentak memanjatkan puja puji dan tasbih kepada Allah SWT. Dan aku lihat pula para malaikat datang bergerombolan dan silih berganti sambil membawa mabkharah (tempat dupa) berupa emas merah dan emas putih yang berisikan dupa-dupa wewangian sorga yang semerbak harum baunya memenuhi seluruh jagad raya, sambil bergemuruh suara mereka mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Agung Rasulullah Muhammad SAW. Seketika itu pula aku lihat bulan terbelah di atasku laksana qubah, dan bintang-bintang gemerlapan berjajar rapi di atas kepalaku laksana mata rantai emas intan permata. Dan tiba-tiba telah ada di sisiku secangkir minuman putih bening melebihi susu. Seketika aku meminumnya, dan terasa nikmat sekali, kelezatan manisnya melebihi gula dan madu, dan kesejukkannya melebihi salju (es). Maka seketika lepaslah segala dahagaku. Sangat terasa nikmat, segar dan lezat sekali yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Seketika cahaya yang luar biasa meliputi diriku. Kemudian, datanglah burung putih berkilauan cahaya mendekati dan mengusapkan sayapnya pada diriku. Saat itulah tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan dan aku bersandar pada para wanita yang ada di sekelilingku. Seketika lahirlah Nabi Agung akhir zaman, Kekasih Allah SWT yang sempurna, Rasulullah Muhammad SAW, dan saya tidak melihat kecuali hanya sinar cahaya yang sangat agung. Tidak lama kemudian, aku melihat putraku (Rasulullah Muhammad SAW) telah berada di sampingku terselimuti dengan sutera putih di atas hamparan sutera hijau dalam keadaan sujud mengiba ke hadirat Allah SWT dengan mengangkat jari telunjuknya. Dan saya mendengar Beliau Rasulullah SAW mengucapkan ;
ألله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا
……….”Allah Maha Besar dengan segala Keagungan-Nya, Segala Puji bagi Allah atas segala anugerah-Nya, Maha Suci Allah kekal abadi selama-lamanya………”
Pada saat itulah semakin memuncak kegembiraan seluruh penghuni alam semesta. Para Malaikat, Para Nabi, Para Wali, Para bidadari sorga, seluruh makhluk-makhluk Allah SWT yang ada di daratan, di lautan di angkasa dan bahkan bumi, laut, udara, bintang-bintang, bulan, matahari, langit, kursiy dan Arasy, seluruhnya benar-benar meluapkan kegembiraan dan memuncakkan Sholawat Ta’dhim kepada Kekasih Allah SWT, Nabi Akhir Zaman, Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dan bahkan Ka’bah Baitullah ikut bergetar selama 3 hari berturut-turut karena bahagia dan bangga menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Maulid Ad-diba’iy Lil Imam Abdur Rahman Ad-Diba’iy hal 192 dan 193 ;
فاهتز العرش طربا واستبشارا وازداد الكرسي هيبة ووقارا وامتلأت السموات أنوارا وضجت الملائكة تهليلا وتمجيدا واستغفارا
Yang artinya kurang lebih;
“Sesungguhnya (pada saat kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW), ‘Arasy seketika gentar hebat luar biasa meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya, dan Kursiy juga semakin tambah kewibawaan dan keagungannya, dan seluruh langit dipenuhi cahaya yang bersinar terang dan para malaikat seluruhnya serentak bergemuruh memanjatkan tahlil, tamjid dan istighfar kepada Allah SWT dengan mengucapkan;
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر أستغفر الله
Yang artinya kurang lebih;
“Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, saya beristighfar (memohon ampun) kepada Allah SWT..”
Sesungguhnya dengan keagungan Beliau Baginda Rasulullah Muhammad SAW di sisi Allah SWT, maka Allah SWT telah memerintahkan kepada para malaikat-Nya yang agung yakni Malaikat Jibril, Malaikat Muqarrabin, Malaikat Karubiyyin, Malaikat yang selalu mengelilingi Arasy dan lainnya agar serentak berdiri pada saat detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW dengan memanjatkan Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, dan Istighfar kepada Allah SWT.
Semua fenomena keajaiban-keajaiban agung yang terjadi pada saat detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW yang diwujudkan oleh Allah SWT, semata-mata hanya menunjukkan kepada semua makhluk-makhluknya Allah SWT bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW adalah makhluk yang paling dicintai-Nya, makhluk yang paling agung dan mulia derajatnya di sisi-Nya.
Dan riwayat-riwayat semua yang tersebutkan di atas, bukan sekedar cerita belaka, namun telah kami nukil data-datanya dari kitab-kitab para ulama ahlussunnah waljama’ah yang sangat akurat dan otentik. Diantaranya adalah Kitab Al-Hawi Lil Fatawi yang dikarang oleh Al-Imam Asy-Syaikh Jalaluddin Abdur Rahman As-Suyuthi yang telah mengarang tidak kurang dari 600 kitab yang dijadikan marja’ (pedoman) bagi para ulama ahlussunnah waljama’ah dalam penetapan hukum-hukum syariat Islam. Bahkan para ulama ahlussunnah waljama’ah telah sepakat menjuluki Beliau dengan gelar ‘Jalaaluddiin’ yakni sebagai pilar keagungan agama Islam.
Bukan hanya dari kitab Beliau saja kami menukil, namun juga dari kitab-kitab para ulama ahlussunnah waljama’ah lainnya yang juga telah disepakati dan dijadikan sebagai sumber pedoman oleh para ulama. Diantaranya adalah Kitab Dalailun Nubuwwah Lil Imam Al-Baihaqi, Kitab Dalailun Nubuwwah Lil Imam Abu Na’im Al-Ashfahaniy, Kitab An-Ni’matul Kubra ‘Alal ‘Aalam Lil Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar Al-Haitami, Kitab Sabiilul Iddikar Lil Imam Quthbul Ghouts Wad-Da’wah Wal-Irsyad Al-Habib Abdullah bin ‘Alawi Al-Haddad, Kitab Al-Ghurar Lil Imam Al-Habib Muhammad bin Ali bin Alawiy Khird Ba Alawiy Al-Husainiy, Kitab Asy-Syifa’ Lil Imam Al-Qadli ‘Iyadl Abul Faidl Al-Yahshabiy, Kitab As-Siirah An-Nabawiyyah Lil Imam As-Sayyid Asy-Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy, Kitab Hujjatullah ‘Alal ‘Aalamin Lis Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhaniy…dan kitab-kitab lainya yang mu’tamad dan mu’tabar (diakui dan dijadikan pedoman oleh para ulama).
Sumber: Kitab Nurul Musthofa Jilid 1, Habib Murtadho bin Abdullah bin Ahmad Al-Kaff