Selasa, 19 Februari 2013

Lanjutan…(Hukum Pareto dalam Tauhid)

kemarin teorinya, sekarang gimana mempraktekannya? gampang bro, segampang beli tiwul…hehehehe :D. Supaya lebih enak dipahami, kita pakai contoh kasus saja.
Mas Sentot baru saja di PHK. Nyoba nyari kerja lagi kemana-mana gak dapat-dapat. Sudah hampir setahun (semenjak dari dia di PHK)  nih dia nganggur. Makin bingung bin stress karena ada anak dan istri yang harus dinafkahi. Selama ini nafkahnya dari tabungan dan uang pesangon yang didapat. Sekarang tabungan itu sudah menipis, hanya cukup utk 1 bulan kedepan saja. Mulai mikir dia, "apa ya yang belum saya lakukan, usaha cari kerja sudah pol-polan nih". Suatu ketika dlm khutbah jum'at di masjid kampungnya, khatib memberikan ceramah tentang pentingnya do'a disamping usaha. Dijelaskan juga bahwa sebelum memulai segala sesuatu, awali dengan do'a, supaya selain dimudahkan hajatnya, juga dalam perjalanan usaha tersebut bernilai ibadah. Dari ceramah tersebut, Mas Sentot mulai menyadari kekeliruannya selama ini. Selesai sholat jum'at, Mas Sentot tidak beranjak pulang, rupanya dia menunggu sang khatib jum'at tadi. Dia mau tanya lebih dalam lagi.
Hari berikutnya Mas Sentot memulai riyadohnya 7hari pertama sholat dhuha 8 rokaat dilanjut baca Ar rahman - Al Waqiah - Al Mulk - Yasin, 5 waktu berjamaah dimasjid, tdk pernah ketinggalan juga sunnah qobliyah badiyahnya juga, diantara waktu adzan dan iqomah tdk pernah lupa dia panjatkan do'a (waktu paling mustajab utk do'a), malam hari bangun jam 02:30-mandi & gosok gigi-kemudian sholat tahajud 8 rokaat + witir 3 rokaat, tak lupa panjatkan do'a dan ditutup dengan dzikir sholawat-tasbih-tahmid-takbir sampai masuk waktu subuh, pulang dari sholat subuh berjamaah di masjid masih dilanjutkan baca Al Qur'an 2 lembar (Mas Sentot berniat mengkhatamkan Al Qur'an). Setiap hari jum'at dia berikan sedekah terbaiknya dan datang ke Masjid lebih awal utk baca surat Al Kahfi sampai masuk waktu sholat. 7 hari pertama terlewati, 7 hari ke dua terlewati, hingga tidak terasa 100 hari sudah dia membiasakan amalan-amalan ibadah tersebut. Berubahkah nasibnya? belum!!! masih sama, nganggur. Biasanya dititik ini setan mulai menggoda, berusaha menggoyahkan iman kita…waspadalah…waspadalah….ciyus ini :)
Setan mulai berbisik di hati Mas Sentot, "hahahaha…kasian deh loe, diboongin ma tuh ustadz, mana janjinya yg katanya kalau udah melakukan semua amalan ibadah bisa merubah nasib. Yg loe dapat cuman capek doang kan? ini sudah 100 hari bos, sudah lebih dari yang dijanjikan oleh tuh ustadz. Udah brenti aja, daripada ntar makin kecewa loh…" begitulah kira-kira bisikan setan. Ngeri kan? lebih ngeri dari suster ngesot atau setan pocong keramas (pocong yang dikeramasin apanya ya? *mikir). Disinilah titik kritisnya. Kalau sudah seperti ini, sikap baik sangka pada Alloh adalah yang paling tepat dan sangat membantu agar jangan sampai "mutung". Alhamdulillah, Mas Sentot ini orangnya baekkk, sabar, rajin menabung, dan tidak sombong….hehehe. Sisi baik Mas Sentot rupanya masih terlalu dominan untuk bisa dipatahkan oleh si setan keramas tadi. "ora jeh, sing njanjeni kuwi Gusti Alloh, not ustadz, i yakinlah klo janji Alloh tidak pernah meleset, emangnya loe yg klo janji suka meleset. Buktinya tuh, gara-gara suka meleset jadinya kepleset kan hingga akhirnya loe jalannya ngesot" (ni sisi baiknya Mas Sentot yang ngomong loh, bukan saya yang nulis…*piss). Mas Sentot tidak menyerah. Dia lanjut lagi riyadohnya, bahkan kali ini makin di tambah lagi amalan ibadahnya, puasa sunnah daud. Karena do'a orang yang sedang berpuasa itu juga mustajab dan Mas Sentot ingin setiap hari mendapatkan moment ini, tapi karena Alloh dan Rasul-Nya tidak mengijinkan manusia berpuasa setiap hari, maka dipilihlah puasa sunnah daud. Disamping itu juga dengan puasa daud dia bisa menghemat pengeluaran juga utk makan. Hari ke 120 riyadohnya, ketika ditengah-tengah baca surat Ar Rahman setelah sholat dhuha, dia tertegun pada ayat yang diulang-ulang sebanyak 31 kali dalam surat itu -"Nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan"-. Dia baru nyadar, tabungannya kan cuman cukup untuk nafkah satu bulan? lha ini kan sudah masuk di hari ke 120 dari riyadohnya alias sudah lebih dari 1 bulan (4 bulan), KOK BISA CUKUP YA UANG TABUNGANNYA??!!! BAHKAN MASIH ADA SISA LOH DI TABUNGANNYA!!! subhanalloh…..langsung sujud syukur dan menangis dia sejadi-jadinya karena hampir saja dia putus asa dengan riyadohnya. Inilah yang dinamakan "KEBERKAHAN" -yang sedikit bisa mencukupi-. Detik itu juga Mas Sentot mulai meyakini 1000% bahwa do'anya selama ini mulai ada tanda-tanda akan dikabulkan oleh Alloh. Dan memang benar Alloh sedang membuatkan skenario hebat untuknya pada hari itu. Seperti biasa, Mas Sentot tidak pernah melewatkan waktu paling mustajad antara adzan dan iqomah utk panjatkan do'a. Saking semangatnya bahwa detik-detik hajatnya akan segera terkabul, do'anya menjadi agak sedikit keras, sehingga terdengar oleh orang dibelakangnya yang juga sedang berdo'a. Mas Sentot berdo'a pada Alloh agar diberikan pekerjaan, nah orang yang dibelakang ini juga berdo'a agar diberikan karyawan yang jujur dan amanah untuk mengelola salah satu bidang usahanya yang hampir kolaps akibat korupsi yang parah dari para karyawannya. Skenario Alloh nih, kedua orang ini dipertemukan di tempat yang sama dan waktu yang sama, dan Alloh menjadikan diantara mereka saling mendengar do'a yang dipanjatkan kepada-Nya. Selesai berdo'a, Mas Sentot noleh kebelakang, dan orang yang dibelakangnya juga melihatnya…..cie…cie…cie..cie (hush…! bukan berpandangan khas kaumnya olga nih). Lagi-lagi skenario Alloh nih. Kemudian Iqomah dikumandangkan tanda sholat dzuhur akan segera dimulai. Alloh bikin masih ada shaff kosong di sebelah Mas Sentot, dan majulah orang yang dibelakang Mas Sentot tadi. Sholat dzuhur selesai. Orang tadi menyapa Mas Sentot dan langsung "tembak", "saya butuh orang untuk mengelola usaha bengkel mobil saya. Tadi saya dengar anda sedang butuh pekerjaan. Jika anda mau, bersediakah anda mengelola bengkel saya?" Wah cocok banget, Mas Sentot kan sebelumnya kerja dibagian produksi perakitan mobil (Ah ini sih bisa-bisanya yg nulis nih biar dicocok-cocokin gitu…..hehehe biarin, namanya juga cerita, ya terserah ane mau nulisnya gimana, yang penting pesannya nyampe). Singkat cerita, biar tidak terlalu panjang, soalnya sudah mau nyampe jogja nih (ane ketiknya lagi di kereta). Alhamdulillah Mas Sentot akhirnya mendapatkan pekerjaan juga. Lalu bagaimana dengan riyadohnya? apakah dia stop? toh hajatnya sudah terkabul kan? Disini juga nih banyak yang gak lulus. Begitu hajatnya tercapai, mulai kendor dah amalan ibadahnya, dan akhirnya? ya tersungkur lagi….cape deh. Ini yang dinamakan kufur nikmat bro. Justru harusnya jangan ditinggalkan, kalau bisa malah makin ditingkatkan sebagai bentuk tanda syukur akan nikmat yang sudah diberikan. Alloh akan menambah nikmat-Nya jika kita pandai bersyukur.

Udah deh pokoknya Alloh dulu, Alloh lagi, Alloh terus. Mau jadi pengusaha tapi gak tahu caranya, sholat sunnah 2 rokaat, laporan sama Alloh, "Ya Alloh, pengen jadi pengusaha nih, tapi saya tidak tahu caranya. kasih tahu dong saya supaya bisa jadi pengusaha. Jadi pengusaha yang ada untungnya ya, bukan cuman pengusaha thok tapi tidak ada untungnya. Supaya saya bisa mempekerjakan banyak orang yang butuh kerjaan, supaya saya bisa ngajak sebanyak-banyak orang utk masuk surga-Mu, supaya saya bisa memberangkatkan Haji kedua orang tua saya". Setelah itu jalani hidup seperti biasanya, jaga silaturahim, pergi ke toko buku baca buku2 wirausaha, datang ke pameran-pameran UKM. Kemudian ke Alloh lagi, laporan lagi di sholat malamnya, "Ya Alloh, saya sudah ke toko buku baca banyak buku tentang wirausaha, datang ke pameran-pameran UKM nanya2 disana, tapi saya masih belum tahu juga nih caranya bagaimana memulainya. Plis deh Ya Alloh, tunjukin saya caranya". Lakukan terus seperti itu, jangan sampai lepas dari Alloh. Alloh yang punya semua perusahaan di dunia ini. Pada saatnya nanti pasti Alloh akan tunjukkan caranya dengan cara yang diluar perkiraan kita. Selama dalam proses menunggu itu, do'a juga pada-Nya minta diberikan kesabaran dan senantiasa baik sangka pada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar