Mari kita berfikir jernih tentang sesuatu yang selama ini kita yakini benar adanya ternyata ada kebohongan besar disana.
Penggunaan uang kertas adalah pengkhianatan atas nilai, takaran dan timbangan, diganti jadi numerologi, sihir bankir angka-angka tak bernilai.
Mudahnya bongkar sihir bankir: ambil selembar Rp 100.000. Belah (robek)
jadi dua. Adakah menjadi 2 x rp 50.000? apakah sobekan uang kertas
100rb tadi jadi berharga 50rb? Itu angka2 tak bernilai.
Mengapa
merobek uang kertas dipidana/dipenjara? Karena membongkar penipuan para
bankir, kertas berangka nominal itu sejatinya tak berharga. Ini bentuk
penjajahan sistem ekonomi kapitalis yg berbasis riba.
Tetapi
jika anda punya koin 1 dinar (yg dibuat dari logam emas murni) atau 1
dirham (yg dibuat dari logam perak murni), kalaupun anda belah itu koin
jadi 2, masih ada nilainya, yaitu 1/2 dinar masing-masingnya.
Uang kertas 100rb untuk beli kambing saat ini diperlukan sekitar 10
lembar-an. Tapi 10 tahun ke depan, apakah 10 lembar uang kertas 100rb
tadi masih bisa dipakai beli 1 ekor kambing?
Sebaliknya, koin 1
dinar (yg dibuat dari logam emas murni) dari jamannya Rasulalloh itu
cukup untuk beli 1 ekor kambing, hingga sekarang dan yang akan datang
pun ya tetap sama nilainya, masih cukup untuk beli 1 ekor kambing, bahkan masih ada kembaliannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar